Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-11-14 16:55:07    
KTT Finansial G-20 Akan Digelar

CRI

Presiden Tiongkok Hu Jintao hari ini (14/11) meninggalkan Beijing dalam rangka kunjungan selama dua pekan untuk menghadiri KTT Kelompok 20 (G-20), KTT Pemimpin Organisasi Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) serta mengadakan kunjungan di Kosta Rika, Kuba, Peru dan Yunani. Dalam kunjungan itu, pemimpin tertinggi Tiongkok tidak saja akan memaparkan pendirian Tiongkok mengenai krisis finansial dan masalah titik panas internasional penting lainnya, juga akan menggambarkan arah perkembangan ke depan kerjasama bilateral antara Tiongkok dan negara-negara terkait.

Washington adalah pos pertama kunjungan Hu Jintao kali ini. Besok pagi waktu setempat, KTT Kelompok 20 Tentang Pasar Finansial dan Ekonomi Dunia akan berlangsung di sini. Dunia luar mengharapkan negara-negara industri utama dan negara-negara berkembang bersama-sama mengambil langkah penyelamatan pasar, sementara itu, mereka menaruh perhatian sangat besar pada masalah reformasi sistem keuangan internasional yang akan dibahas pertemuan itu. Sebagai negara berkembang terbesar, pendirian dan pernyataan sikap Tiongkok dalam KTT itu mengundang perhatian luas.

Museum Arsitektur Nasional Amerika Serikat, KTT G-20 akan digelar di gedung ini

Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok He Yafei menyatakan pendirian pokok Tiongkok dalam pertemuan itu. Dikatakannya:"Kami akan menaruh perhatian besar pada posisi negara-negara berkembang, khususnya negara-negara yang paling tidak berkembang. Kami juga akan menekankan perlunya bagi semua pihak untuk memikul tanggung jawab. Misalnya ketika melaksanakan kebijakan ekonomi makro, negara-negara industri utama harus mempertimbangkan dampaknya terhadap ekonomi dunia dan negara lain, khususnya terhadap negara-negara berkembang."

Dikatakannya, Tiongkok berpendapat bahwa KTT ini adalah suatu awal yang baik bagi negara-negara utama di dunia untuk mengambil tindakan selaras menghadapi tantangan. Para pihak peserta pertemuan itu perlu mengambil langkah-langkah jangka pendek untuk memulihkan kepercayaan pasar dan memperkuat pengawasan finansial, serta memikirkan dan merencanakan reformasi atas sistem keuangan internasional.

Ditekankan oleh He Yafei, para pihak yang terkait harus merencanakan reformasi atas sistem keuangan internasional dengan sikat terbuka, dan perlu memperhatikan bahwa reformasi tersebut tidak mungkin selesai sekali pukul, melainkan perlu melihat jauh ke depan. Dikatakan oleh He Yafei:" Tiongkok berharap dapat dilakukan reformasi yang efektif dan menyeluruh melalui musyawarah sepenuhnya untuk pada akhirnya dibangun suatu sistem keuangan internasional yang setara, adil, inklusif dan tertib. Ini membutuhkan upaya sungguh-sungguh semua pihak."

Pertemuan informal ke-16 pemimpin APEC akan berlangsung di Peru tanggal 22 dan 23 November mendatang.Menghadapi krisis finansial yang melanda dunia serta masalah-masalah penting yang semakin mendesak seperti keamanan bahan pangan dan energi, bagaimana forum ekonomi penting di kawasan Asia Pasifik itu membuat komitmen baru tentang pembangunan di Asia Pasifik? Patut kita ikuti dan cermati. Sebagai anggota penting APEC, kelakuan Tiongkok dalam pertemuan itu juga menarik perhatian luas. Wakil Menteri Luar Negeri He Yafei mengatakan:"Dalam pertemuan informal pemimpin APEC, Presiden Hu Jintao akan memaparkan pandangan Tiongkok mengenai situasi ekonomi dan finansial internasional dewasa ini, serta masalah-masalah keamanan bahan pangan dan energi, dan akan mengajukan usul konkret tentang peningkatan kerjasama APEC di berbagai bidang. Dalam pertemuan dialog antara para pemimpin dan wakil Dewan Konsultasi Industri dan Perdagangan APEC, Presiden Hu Jintao akan bertukar pandangan secara mendalam dengan dunia usaha seputar masalah-masalah ekonomi dan finansial yang mengundang perhatian luas berbagai pihak."

Selain itu, kunjungan Hu Jintao ke tiga negara Amerika Latin dan Yunani juga patut diberi perhatian. Tiongkok membuka hubungan diplomatik dengan Kosta Rika Juni tahun lalu. Dalam waktu satu tahun lebih ini, pertukaran dan kerjasama antara kedua negara di bidang-bidang ekonomi, perdagangan dan kebudayaan berkembang dengan pesat. Dalam kunjungan Presiden Hu Jintao kali ini, kedua pihak akan menandatangani dokumen-dokumen kerjasama di bidang ekonomi, perdagangan, keuangan, energi, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memperluas kerjasama saling menguntungkan antara kedua pihak.

Dunia luar mencatat bahwa pada tahun-tahun belakangan ini, Tiongkok menaruh perhatian besar pada pengembangan hubungan dengan negara-negara Amerika Latin. Pada awal bulan ini, Tiongkok untuk pertama kali mempublikasikan dokumen kebijakan tentang kawasan Amerika Latin dan Karibia. Pakar Institut Hubungan Internasional Modern Tiongkok, Wu Hongying mengatakan:"Hubungan antara Tiongkok dan Amerika Latin pada tahun-tahun terakhir ini berada pada masa terbaik dalam sejarah. Kunjungan Presiden Hu Jintao kali ini mempunyai arti sejarah yang penting. Negara-negara yang dikunjungi kali ini yakni Kosta Rika, Kuba dan Peru mempunyai ciri khas masing-masing dan representatif. Kunjungan kali ini adalah peristiwa bersejarah penting dan tonggak baru dalam hubungan antara Tiongkok dan Amerika Latin, juga merupakan suatu titik tolak baru."

Yunani adalah pos terakhir dari rangkaian kunjungan Presiden Hu Jintao kali ini. Ini adalah kunjungan kedua kali kepala negara Tiongkok ke negeri tersebut, juga kunjungan pertama kali Hu Jintao ke Yunani sejak ia menjabat presiden. Kunjungan kali ini pasti akan mendorong perkembangan mendalam kemiteraan strategis menyeluruh antara Tiongkok dan Yunani.