Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-11-19 14:45:52    
Sato Tomoyuki, Jembatan Komunikasi dan Informasi Orang Asing di Dalian.

CRI

Kota Dalian yang terletak di Propinsi Liaoning, Tiongkok Timur Laut adalah kota yang terkenal dengan keindahan pantainya yang menarik pesona banyak orang asing untuk menetap di Dalian. Demi kemudahan komunikasi dan penyediaan layanan bermutu bagi orang asing, beberapa orang asing terpilih dalam pemilihan anggota rukun warga zona eksploitasi Dalian. Sato Tomoyuki, seorang warga negara Jepang adalah salah satunya.

Pria berusia 30 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan di zona ekploitasi Dalian sejak setahun lalu, memilih tinggal di Kompleks Apartemen Gelin, karena letaknya yang strategis dan dekat dengan tempat kerjanya. Dalam temu wicara dengan orang-orang asing penghuni Kompleks Apartemen Gelin, Tomoyuki sebagai anggota baru rukun warga zona eksploitasi Dalian menyampaikan sebuah kata sambutan.

"Apa kabar, nama saya Sato Tomoyuki dari Jepang, dan saya bekerja di zona eksploitasi. Karena agak sibuk, saya tidak bisa setiap saat siaga di komunitas ini, tapi saya berjanji akan melayani kalian semaksimal mungkin. Kalau kalian butuh bantuan, silahkan hubungi saya. Terima kasih."

Kompleks Apartemen Gelin berpenghuni sekitar 10.000 lebih penduduk. Dan orang asing yang tinggal di situ tercatat sebanyak 130 lebih orang, yang rata-rata berasal dari Amerika, Perancis, Jerman, Jepang, Korea Selatan, Rusia dan India.

Orang-orang asing ini mempunyai gaya hidup, kebiasaan, bahasa, dan budaya yang berbeda-beda. Dan Ketua Rukun Tetangga Apartemen Gelin, Li Hongtao menceritakan bahwa dirinya mengalami cukup banyak kendala dalam memberikan pelayanan dan informasi, terkait dengan pengelolaan dan kewajiban penghuni apartemen.

"Pertama-tama kami ingin memberikan kartu kontak layanan dalam empat bahasa, tapi kami merasa cara ini tidak efisien karena tidak bisa menjalin hubungan erat dengan mereka. Jadi kami pakai cara lain yaitu memilih satu orang asing yang dapat menghubungi mereka semua," cerita Li Hongtao.

Setelah merampungkan gagasan itu, Tomoyuki dipandang sebagai calon terbaik karena kemampuan bahasa Mandarinnya yang sangat bagus, dan keaktifannya memberikan saran. Tomoyuki mengatakan, "Karena saya sudah berada di Tiongkok cukup lama, saya harus berbaur dengan komunitas Tiongkok dan semaksimal mungkin membantu mereka."

Setelah terpilih sebagai anggota RW, Tomoyuki memberikan banyak saran praktis. Misalnya, pendaftaran langsung penghuni asing dari pintu ke pintu hendaknya dilakukan oleh petugas RW dengan mengenakan seragam resmi.

Pendaftaran jumlah penduduk merupakan suatu keharusan demi keamanan. Tapi bila pendaftaran tersebut dilakukan oleh petugas tanpa seragam, orang asing akan menganggapnya sebagai tindakan yang menganggu privasi. Karena itu, Tomoyuki mengusulkan agar petugas RW yang berseragam juga membawa surat kerja agar orang asing dapat mempercayai dan menerima mereka.

Pengurus Kompleks Apartemen Gelin bisa dikatakan cukup terbuka untuk menerima cara manajemen asing. Misalnya, pengumuman yang biasanya terpampang di papan pengumuman rentan untuk dilewatkan dan diabaikan. Karena itu, seperti yang diusulkan Tomoyuki, pengumuman sebaiknya disampaikan langsung ke masing-masing keluarga.

"Saya menerapkan pengalaman yang baik dan bermanfaat ke komunitas Gelin agar manajemen mereka diperbaiki. Sebenarnya yang paling ideal adalah bila dapat menemukan suatu sistem manajemen yang sesuai dengan tata cara Tiongkok sekaligus efektif," kata Tomoyuki.