Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-12-03 11:47:34    
Pertemuan Menkeu UE Keluarkan Sinyal Penyelamatan Ekonomi

CRI

Sidang bulanan menteri keuangan 27 anggota Uni Eropa digelar di Brussel kemarin (2/12) untuk mempersiapkan rencana akhir stimulus ekonomi yang akan digulirkan KTT Uni Eropa tanggal 11 Desember mendatang. Pertemuan telah menerima baik rencana stimulus ekonomi 200 miliar euro yang diajukan Komisi Uni Eropa bulan lalu, namun para anggota masih bersilang pandangan mengenai besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk merangsang ekonomi.

Keputusan yang diluluskan pertemuan menyatakan penghargaan atas rencana stimulus ekonomi besar-besaran yang diterima baik Komisi Uni Eropa tanggal 26 November lalu, dan menganggap pengadaan dana 200 miliar euro yang dikemukakan dalam paket rencana tersebut adalah perlu dan akan memberikan dorongan positif bagi pertumbuhan ekonomi negara-negara Uni Eropa. Keputusan berpendapat, rencana itu telah meletakkan dasar yang baik bagi negara-negara Uni Eropa untuk menghadapi krisis ekonomi yang mungkin terjadi, namun pelaksanaannya akan ditentukan berdasarkan kondisi negara masing-masing. Rencana tersebut akan diserahkan kepada KTT musim dingin Uni Eropa tanggal 11 Desember mendatang untuk dibahas. Selain itu, pertemuan telah meluluskan langkah arahan empat butir tentang reformasi lembaga jasa keuangan, antara lain mengubah pagu jaminan deposito perseorangan di bank, membuat ketentuan ketat tentang modal ditempatkan bank, mempertegas daya pembayaran perusahaan asuransi, dan memperkuat pengawasan dana investasi efek Eropa. Para menteri keuangan juga setuju menaikkan pagu dana bantuan keuangan jangka menengah Uni Eropa dari 12 miliar euro menjadi 25 miliar euro untuk dengan lebih baik membantu para anggota mengatasi krisis keuangan.

Para analis berpendapat, peningkatan koordinasi kebijakan ekonomi negara-negara Uni Eropa jauh lebih sulit daripada menggulirkan kebijakan penanggulangan krisis keuangan yang seragam, dan situasi lemahnya upaya penyelamatan pasar keuangan akan kembali termanifestasi dalam ekonomi riil Uni Eropa bila berbagai negara tidak mengadakan koordinasi yang baik atas rencana stimulus ekonominya masing-masing. Pertemuan meneri keuangan kawasan euro tanggal 1 Desember lalu telah menolak langkah pengurangan pajak yang diajukan Komisi Uni Eropa. Perdana Menteri merangkap Menteri Keuangan Luksemburg selaku ketua kelompok euro berpendapat, kelenturan penurunan pajak pertambahan nilai tidak dapat menjamin terjadinya pengaruh yang layak bagi konsumsi, maka negara-negara kawasan euro tidak akan mengikuti Inggris melakukan penyesuaian kembali atas tingkat pajak pertambahan nilai.

Mengenai masalah penyediaan dana oleh para negara anggota untuk merangsang ekonomi, Perancis dan Inggris menganjurkan pemerintah berbagai negara menggulirkan rencana stimulus ekonomi yang berani, sedang Jerman dan sejumlah negara Eropa Timur menyatakan keengganan atas usul tersebut. Menteri Keuangan Jerman Steinbruck menyatakan bahwa Jerman sudah menggulirkan rencana stimulus ekonomi 32 miliar euro, adalah tidak relevan memaksa pemerintah Jerman terus menyediakan dana untuk menyelamatkan pasar dengan menanggung bahaya bertambahnya defisit keuangan. Sejumlah negara anggota lain juga menekan Komisi Uni Eropa agar selekasnya mengesahkan rencana bantuan berbagai negara kepada industri perbankan. Ketua Komis Uni Eropa Barroso menunjukkan bahwa Uni Eropa tidak dapat mengesahkan rencana bantuan yang melanggar prinsip persaingan, kalau tidak, persaingan industri perbankan akan menjadi hukum rimba. Menghadapi tekanan, Komisaris Urusan Persaingan Komisi Uni Eropa, Neelie Kroes menyatakan kepada para menteri keuangan bahwa Komisi Uni Eropa akan meluluskan sebuah paket kebijakan tambahan sebelum Hari Natal dengan meningkatkan bantuan negara kepada industri perbankan untuk membantu sektor tersebut dengan lebih baik mengatasi krisis keuangan.

Menurut analis, meski upaya penyelamatan Uni Eropa atas ekonomi riil sangat mendesak, namun perdebatan antar negara anggota serta antara para anggota dengan lembaga administrasi Uni Eropa tentang bertindak secara "seragam" atau "sendiri-sendiri" masih akan berlanjut. Selama masalah ini tidak terselesaikan, ekonomi Uni Eropa akan sulit keluar dari situasi lesu.