Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-12-10 16:13:05    
Cinta Arayi Tomiko di Guangzhou

CRI

Arayi Tomiko adalah seorang warganegara Jepang dan setelah diperisteri oleh seorang lelaki warganegara Tiongkok 15 tahun yang lalu, ia terus bersama dengan suaminya tinggal dan bekerja di Kota Guangzhou Tiongkok Selatan. Arayi Tomiko selalu menunjukkan antusiasme dan daya tarik dan ia merasa senang sekali tinggal di Tiongkok.

Belum lama berselang, di Kota Guangzhou diselenggarakan sekali pameran lukisan yang diikuti oleh anak-anak Jepang dan Tiongkok yang tinggal di Kota Guangzhou. Pameran lukisan itu justru diselenggarakan oleh Arayi Tomiko. 15 tahun yang lalu ia bersama suaminya datang di Guangzhou untuk merintis usahanya dan setelah berselang 15 tahun, ia mengatakan dengan tersenyum bahwa Guangzhou kini telah menjadi kampung halamannya.

Ia mengatakan, "Saya tinggal dan bekerja di Guangzhou. Suami saya adalah warganegara Tiongkok. 15 tahun yang lalu ia wisuda dari Institut Ilmu Kedokteran Guangzhou dan bersama temannya membentuk tim medis datang di Jepang dan menyediakan layanannya di Jepang. Boleh dikatakan kami juga merupakan kristalisasi persahabatan Tiongkok-Jepang."

Untuk mendukung usaha suaminya, Arayi Tomiko pada tahun 1993 dengan tak ragu-ragu meninggalkan Tokyo dan menetap di Tiongkok. Ketika itu, Guangzhou yang berlokasi di front reformasi dan keterbukaan berkembang pesat ekonominya dan perusahaan modal asing dalam jumlah besar membanjir di Guangzhou. Semakin banyak warganegara asing bekerja dan tinggal di Guangzhou. Suami-isteri Arayi Tomiko mencengkam peluang bisnis dan membuka sebuah klinik di Plaza Citic, gedung perkantoran yang paling mewah di Guangzhou untuk menyediakan layanan kedokteran kepada warga Jepang di Guangzhou.

Di negeri asing, Arayi Tomiko rajin belajar bahasa Tionghoa untuk mengatasi rintangan bahasa. Perbedaan kebudayaan kedua negara memungkinkan ia mengenal Tiongkok dan sahabat Tiongkok dari sudut yang unik. Ia mengatakan,

"Suasana di sini relatif terbuka dan berbagai kebudayaan disambut datang di sini dan pertukaran di bidang ekonomi juga sangat mudah."

Dua tahun setelah datang di Guangzhou, mereka mempunyai seorang anak puteri. Arayi Tomiko mencurahkan tenaganya untuk mendidik anaknya. Tiap hari ia jemput antar anaknya ke taman kanak-kanak, berbagi pengalaman dengan ibu anak-anak lain, bahkan memenuhi undangan taman kanak-kanak berperan sebagai duta ramah lingkungan taman kanak-kanak.

Seiring dengan anak puterinya masuk sekolah dasar dan sekolah menengah, perhatian Arayi Tomiko pada pendidikan anak puterinya juga lama kelamaan beralih ke lebih banyak anak Tiiongkok yang lain. Pada waktu leluasa, ia bersama suaminya mengorganisasi kegiatan amal yang ditujukan pada anak keluarga miskin. Dalam matanya, baik anak Tiongkok maupun anak Jepang harus mempuyai lebih banyak kesempatan untuk berkontak dengan kesenian dan memupuk daya apresiasi kesenian.

Ia mengatakan, "Pada tahun 2004 dan 2006, saya mengorganisasi dua "konser sekolah" di beberapa sekolah harapan di Zhengchen dan Chonghua dengan mengundang Rombongan Akrobat Zhangshi Guangzhou dan seorang pianis Jepang. Tujuannya ialah memberikan lebih banyak inspirasi kepada murid-murid sekolah dasar."

Kesenian dapat melintasi perbatasan dan rintangan bahasa dan menggalang jembatan antara hati. Pameran Lukisan Persahabatan Remaja Tiongkok dan Jepang itu mendapat respondensi berbagai lembaga antara lain sekolah orang Jepang di Guangzhou dan Istana Remaja Distrik Yuexiu Kota Guangzhou. Dalam waktu 5 bulan, Arayi Tomiko menerima 737 lukisan dan 60% di antaranya adalah buah tangan anak-anak Jepang yang berumur 3 hingga 5 tahun. Mereka dengan berani mengekspresikan imajinasi di dalam lubuk hatinya dengan berkisar pada tema "kota tempat tinggalnya', "sanak keluarga', "impian" dan "harapan".