Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-12-25 16:34:43    
Tenis Meja Tiongkok di Tahun 2008

CRI

Tim tenis meja Tiongkok mendominasi kalangan tenis meja internasional pada tahun 2008.

Pada bulan Febuari lalu, Kejuaraan Beregu Tenis Meja Dunia Ke-49 yang diselenggarakan di Kota Guangzhou, bagian selatan Tiongkok merupakan pertandingan penting di kalangan tenis meja dunia pada tahun 2008. Akhirnya, tim beregu putra dan putri Tiongkok sama-sama keluar sebagai juara.

Olimpiade Beijing yang berlangsung pada bulan Agustus lalu adalah pertandingan paling penting di kalangan tenis meja dunia tahun ini. Akhirnya pemain Tiongkok memetik 4 medali emas, antara lain beregu dan tunggal putra dan putri. Yang peerlu disebut ialah, baik pertandingan beregu maupun pertandingan tunggal, pemain Tiongkok telah mengalahkan semua pemain negara lainnya. Dengan kata lain, dalam semua pertandingan, hanya pemain Tiongkok pernah mengalahkan pemain Tiongkok. Tim Tiongkok mengantungi semua medali emas, perak dan perunggu, hal tersebut telah membuktikan keunggulan kelompok tim Tiongkok.

Pada bulan September lalu, pemain Tiongkok Wang Hao meraih juara dalam Turnamen Tenis Meja Piala Dunia tahun 2008 yang diadakan di Belgia, pemain Li Xiaoxia yang tidak mendapat kualifikasi Olimpiade Beijing juga meraih juara dalam Pertandingan Piala Dunia Putri tahun 2008 yang diadakan di Kuala Lumpur.

Pada bulan Desember ini, pertandingan terakhir tahun 2008 tenis meja, yaitu Pertandingan Final Turnamen Profesional ITTF tahun 2008 diadakan di Makau, Tiongkok, pemain Ma Long dan Guo Yue yang juga tidak mendapat kualifikasi Olimpiade Beijing masing-masing meraih juara tunggal putra dan putri. Sejauh ini, pemain Tiongkok telah keluar sebagai juara dalam pertandingan utama internasional tahun ini.

Prestasi tim Tiongkok tidak tercapai secara kebutulan, selain faktor cadangan pemain andalan, tim Tiongkok selalu menaruh perhatian sepenuhnya pada perkembangan teknik tim negara lainnya, inilah penyebab utama kenapa tim Tiongkok dapat mengalahkan lawannya. Dalam sebuah rapat tertutup Asosiasi Tenis Meja Tiongkok baru-baru ini, pelatih utama tim putra Tiongkok Liu Guoliang mengatakan bahwa jauh pada tahun 2005, dengan mengamati penampilan pemain Eropa, pihaknya memastikan bahwa dunia tenis meja putra internasional akan mengalami revolusi teknik permainan. Oleh karena itu, kami telah melakukan inovasi dalam teknik permainan, sehingga lebih unggul dalam pertarungan putaran baru.

Bagi para pemain di luar Tiongkok, kekalahan tak terelakkan. Namun sejumlah pemain andalan negera lainnya tunduk kepada kekalahannya. Timo Boll, yang merupakan pemain tenis meja yang paling unggul di Eropa sekarang ini menyatakan, sejauh ini, pemain Tiongkok mencapai kememangan dengan keunggulannya baik ditinjau dari kemampuan keseluruhan maupun kemampuan pribadi, kami seharusnya menerima kenyataan tersebut. Dalam beberapa tahun lalu, pemain Tiongkok telah menunjukkan ketrampilannya yang luar biasa, antara para pemain negara lainnya dengan pemain Tiongkok terdapat kesenjangan besar.

Pada tahun 2008, keunggulan tim Tiongkok juga mengundang kekhawatiran ITTF. Ketua ITTF Adham Sharara pada akhir Olimpiade Beijing menyatakan harapannya, bahwa Tiongkok dapat menyediakan lebih banyak bantuan kepada peningkatan taraf olahraga tenis meja negara lain di dunia.

Mengenai hal tersebut, pihak Tiongkok juga menyatakan sikap positif, dengan menyatakan kesediaan untuk membagikan pengalaman sukses dengan pemain negara atau daerah lainnya, untuk maju bersama. Kejuaraan Tenis Meja Profesional Tiongkok tahun 2008 yang diadakan pasca Olimpiade juga dibuka kembali terhadap para pemain di daerah dan negara lainnya. Sejumlah pemain andalan termasuk Oh Sang-eun dari Korea Selatan ( Korsel ), Mizutani Jun dari Jepang ikut serta dalam pertandingan tersebut, dan bertanding dengan pemain Tiongkok.

Sementara membagikan pengalaman sukses dengan negara lainnya, tim tenis meja juga mempercepat langkah renovasi teknik, untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi. ITTF mulai tanggal 1 September lalu melarang penggunaan Speed Glue yang merupakan hal penting pada tahun 2008. Oleh karena itu, tim tenis meja Tiongkok sedang mempelajari teknik permainan yang baru, dengan berharap menjaga keungulannya dalam beberapa tahun mendatang.