Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2009-02-06 15:52:33    
Keadaan Mauritius Dan Hubungannya Dengan Tiongkok

CRI

Mauritius adalah negara pulau di Afrika bagian selatan , tertelak di bagian barat daya Samudera Hindia, luasnya 2040 kilometer persegi. Iklimnya tergolong iklim laut sub tropis, terbagi dalam dua musim , musim panas dan musim dingin, lembab dan panas sepanjang tahun.

Pada tahun 1598, pulau tersebut didominasi Belanda, dan disebut Mauritius. Tahun 1715, Mauritius diduduki oleh Perancis dan diganti dengan nama Pulau Perancis. Tahun 1814, jatuh menjadi tanah jajahan Inggris, dan kembali diberi nama Mauritius. Pada Maret tahun 1968, Maritius mengumumkan kemerdekaan, menjalankan sistem monarki konstitusional dengan Ratu Inggris sebagai Kepala Negara. Pada tanggal 12 Maret tahun 1992, sistem tersebut diubah menjadi sistem republik.

Menurut statistik tahun 2007, jumlah penduduk Mauritius tercatat 1,2564 juta jiwa, 69% di antaranya adalah keturunan India dan Pakistan , 27% adalah orang berdarah campuran Eropa dan Afrika, 2,3% turunan Tionghoa, 1,7% turunan orang Eropa. Bahasa Inggris adalah bahasa resmi, bahasa perancis dan India adalah bahasa umum..

Mauritius adalah negara yang relatif berkembang ekonominya di Afrika, menduduki urutan ke-60 dalam peringkat daya saing global yang diumumkan Forum Ekonomi Dunia tahun 2007, dan menempati urutan ketiga di Afrika, taraf penghidupan penduduknya selalu di depan negara-negara Afrika dan negara sekitar Samudera Hindia. Industri sokoguru Mauritius adalah industri gula, industri pengolahan ekspor, pariwisata dan jasa moneter. Sejak tahun 90-an, Maritius dengan aktif mengembangkan usaha moneter lepas pantai dan industri komunikasi dan informasi.

Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok menjalin hubungan diplomatik dengan Mauritius pada tanggal 15 April tahun 1972, hubungan bilateral antara kedua negara senantiasa berkembang dengan baik. Presiden Mauritius sekarang Anerood Jugnauth dan Perdana Menteri Navinchandra Ramgoolam pernah berkali-kali mengunjungi Tiongkok. Pemerntah kedua negara telah menandatangani persetujuan kerja sama ekonomi dan teknologi, persetujuan kebudayaan dan persetujuan olah raga, sementara membentuk Komite Gabungan Kerja Sama Ekonomi, Teknologi dan Perdagangan. Pada Juli tahun 2007, Ramggolam mengadakan kunjungan resmi ke Tiongkok dan mengadakan pertemuan dengan Presiden Tiongkok Hu Jintao serta mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Wen Jiabao. Kedua negara menandatangani Persetujuan Kerja Sama Ekonomi dan Teknologi.

Sejak tahun 1972, Tiongkok telah memberikan bantuan kepada Mauritius, membangun 10 proyek untuk Mauritius antara lain gedung bandara dan stadion olahraga . Nilai perdagangan antara Tiongkok dan Mauritius pada tahun 2006 tercatat 205,08 juta dolar AS, meningka 10,5% dibandingkan masa sama tahun 2005. Pada September tahun 2008, Tiongkok mulai membantu Mauritius membangun dua gedung sekolah dasar di desa, nilai kontrak proyek tersebut 10,49 juta Yuan RMB. Proyek tersebut merupakan dua dari 100 sekolah yang diumumkan Presiden Hu Jintao dalam KTT Beijing Forum Kerja Sama Tiongkok-Afrika , sebagai bantuan pemerintah Tiongkok kepada Afrika.