Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2009-02-13 14:16:05    
SBY dan Istri Hadiri Perayaan Cap Go Meh

Kantor Berita Xinhua

Selamat berjumpa kembali dalam acara tetap Ruangan Tiongkok-ASEAN. Tanggal 9 bulan ini adalah Festival Cap Go Meh, hari raya tradisional seluruh masyarakat Tionghoa. Indonesia adalah negara di mana orang Tionghoa paling banyak, kira-kira 10 juta keturunan Tionghoa, hampir menempatkan lima persen dari pada jumlah total populasi Indonesia. Oleh karena itu, Festiva Cap Go Meh juga dirayakan di Indonesia. Menjelang hari raya itu, berbagai kalangan Indonesia berturut-turut mengorganisasi kegiatan perayaan dalam berbagai bentuk. Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono tampak menghadiri perayaan, dalam rangka menyampaikan salam kepada masyarakat Tionghoa.

Tanggal 6 malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya, serta Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik dengan memenuhi undangan menghadiri malam gembira kesenian selama Festival Cap Go Meh Tahun Sapi di Jakarta International Expo Kemayoran, malam gembira itu diselenggarakan bersama oleh elite-elite asosiasi masyarakat Tionghoa di Indonesia dengan mengangkat " Terima Kasih Kepada Indonesia ".

MC malam gembira itu adalah seorang pengarah acara warta berita bahasa Tionghoa di Metro TV yang terkenal serta rekannya. Pertama-tama, Ketua Panitia Peringatan Cap Go Meh kali ini, Murdaya Poo diundang untuk menyampaikan kata ucapan selamat, kemudian 60 elite dari asosiasi masyarakat Tionghoa naik ke atas panggung untuk mengucapkan " selamat tahun baru Imlek " kepada Presiden SBY dan para hadirin.

Murdaya Poo dalam ucapannya menyatakan, " setiap orang adalah sama rata di depan Tuhan. Suku bangsa Tionghoa di Indonesia mempunyai kewajiban sesama suku bangsa lainnya, setiap warga negara Indonesia berhak untuk memperoleh perlakuan yang sama, yaitu, memiliki hak dan kepentingan politik, secara bebas berpartisipasi dalam pemeliharaan negara, memilik hak dan kepntingan ekonomi, secara bebas menginvestasi dan ambil bagian dalam pembangunan ekonomi, memiliki hak dan kepentingan kebudayaan sosial, secara bebas ambil bagian dalam pendidikan kebudayaan pada tingkat dan tempat apapun. Sebelumnya, suku bangsa Tionghoa adalah bangsa yang didistriminasi, namun, sekarang bangsa Tionghoa mendapat perlakukan yang sama di bidang hukum, sementara mempunyai kesempatan yang sama untuk mengekspresikan kebudayaannya, misalnya merayakan tahun baru Imlek."

Murdaya Poo menyatakan pula, kini Indonesia telah membatalkan hukum yang mendiskriminasi orang Tionghoa. Orang Tionghoa perlu bersatu padu dan bersama dengan rakyat etnis lainnya menghadapi krisis moneter, berjuang untuk kemakmuran dan perkembangan Indonesia.

Presiden SBY dengan mengenakan baju warna merah khas Tionghoa. Ibu Ani Yudhoyono pun mengenakan kebaya yang senada. Dalam ucapan selamatnya, SBY menyatakan, " Sebagai bangsa yang mempunyai tradisi baik, Indonesia selalu merayakan berbagai macam tahun baru, antara lain tahun baru Saka, Hijrah, Masehi dan Imlek. Seluruh perayaan itu adalah ekspresi rasa syukur dan semangat untuk membangun bangsa yang kita cintai. Tema gembira malam malam ini sangat baik, yaitu, Persatuan Besar Indonesia dan Berterimakasih Kepada Tanah Airku Indonesia ".

Presiden SBY mengimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk terus bersatu padu, menghindari ketidak-samaan kebudayaan yang mengancam keharmonisan sosial, mengandalkan kebudayaan multi suku untuk mengembangkan kebudayaan negara dan ekonomi kreaktif.

Selama acara itu, Ketua Panitia Perayaan Cap Go Meh tahun ini Murdaya Poo menyerahkan Piagam Apresiasi Masyarakat Indonesia kepada Presiden Yudhoyono.

Selain acara barongsai, menyanyikan lagu-lagu Tiongkok dan acara tradisional Tionghoa lainhya, dipentaskan pula nyanyian, tarian, musik, drama berciri khas etnis lainnya di Indonesia.

Malam gembira itu merupakan bagian dari kegiatan festival Tionghoa di Jakarta selama 5 hari sejak 16 hingga 24 bulan ini. Selama berlangsungnya serangkaian kegiatan itu, juga diadakan pameran komoditas Tiongkok, pameran kaligrafi dan lukisan tradisional Tiongkok, pertunjukan barongsai dan main silat Gongfu serta kompetisi menghitung dengan swipoa, kompetisi melukis dan pertandingan Karaokie.

Selama kegiatan perayaan itu, pihak penyelenggara memamerkan sebuah maket kapal nada yang panjangnya 23,6 meter, lebarnya 7,25 meter dan tingginya 17 meter di Lapangan Jakarta International Expo Kemayoran.