Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2009-02-27 18:22:31    
Filipina Berupaya Jamin Penempatan Kerja

CRI

Terpengaruh oleh krisis finansial global, ribuan tenaga kerja Filipina di luar negeri yang kehilangan pekerjaan baru-baru ini kembali ke Filipina, dengan demikian menimbulkan imbas baru bagi Filipina yang tingkat penganggurannya memang sudah tinggi. Menghadapi tantangan, pemerintah Filipina aktif menembus pasar jasa tenaga kerja di dalam dan luar negeri dalam rangka upaya untuk menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bagi masyarakat Filipina.

Menurut statistik pihak resmi Filipina, tingkat pengangguran Filipina bulan Oktober tahun lalu tercatat 6,8%, tingkat penampatan kerja tidak penuh mencapai 17,5%. Dihitung berdasarkan jumlah tenaga kerja seluruh negeri sebanyak 36,2 juta orang, jumlah orang yang menganggur atau bekerja tidak penuh tercatat sekitar 8,8 juta orang. Terpengaruh oleh memburuknya situasi ekonomi, jumlah penganggur di Filipina tahun ini barangkali akan terus menambah. Tepat seperti dikatakan oleh Menteri Perencanaan Ekonomi dan Sosial Fipilina, Ralph Recto, masalah pengangguran akan menjadi tantangan terbesar bagi ekonomi Filipina.

Sehubungan dengan itu, pemerintah Filipina berencana mengambil berbagai tindakan untuk menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bagi masyarakat Filipina, antara lain merekrut lagi 60 ribu pegawai negeri dan 180 ribu pekerja lepas. Pemerintah mencoba melaksanakan sebuah "proyek juru rawat turun ke desa", dengan mengirim 5.000 siswa tamatan jurusan juru rawat ke pedesaan yang jauh terpencil untuk merawat pasien setempat.

Pemerintah Filipina berencana pula menurunkan tarif listrik, memberikan subsidi bahan bakar dan transportasi untuk membantu perusahaan mengurangi biaya operasi dan mendorong perusahaan tidak memecat pekerjanya.

Industri jasa kontra ke luar adalah salah satu titik terang dalam perkembangan ekonomi Filipina pada tahun-tahun belakangan ini. Karena situasi ekonomi global memburuk, banyak perusahaan transnasional Amerika dan Eropa mengontrakkan sebagian mata rantai dalam proses bisnis kepada negara lain yang biaya tenaga kerjanya lebih murah untuk menekan biaya operasi. Hal ini telah memberikan kesempatan kerja baru kepada orang Filipina yang taraf pendidikan bahasa Inggrisnya relatif tinggi. Tahun 2008, jumlah orang Filipina yang bekerja di industri jasa tersebut mencapai sekitar 420 ribu orang, meningkat 25% lebih dibanding tahun 2007. Pemerintah Filipina mengharapkan industri itu tahun ini dapat menyediakan 80 ribu sampai 100 ribu lapangan kerja baru.

Selain itu, pemerintah Filipina akan mendirikan pula sebuah "Dana Bantuan Kehidupan Warga Filipina di Luar Negeri" untuk memberikan bantuan dana kepada tenaga Filipina di luar negeri yeng kembali ke tanah air karena kehilangan pekerjaan. Berdasarkan rencana itu, mereka dapat mendaftarkan diri untuk mengikuti sebuah kursus gratis pelatihan menyelenggarakan usaha. Setelah menyelesaikan pelajaran di kursus itu, mereka dapat minta kredit lunak sebesar 50 ribu peso atau sekitar 1.000 dolar AS untuk membuka toko makanan , toko perhiasan, toko coklat dan badan usaha mikro lainnya, batas waktu pengembalian kredit adalah 27 bulan, 3 bulan pertama bebas bunga.

Kiriman uang tenaga kerja di luar negeri adalah pilar penting perkembangan ekonomi Filipina. Kini terdapat hampir 9 juta orang Filipina bekerja di luar negeri, atau 10% jumlah penduduk seluruh negeri. Kiriman uang mereka kepada keluarganya setiap tahun merupakan salah satu kekuatan utama yang mendorong konsumsi domestik dan pertumbuhan ekonomi Filipina. Kiriman uang tenaga kerja Filipina di luar negeri tahun lalu tercatat 16,4 miliar dolar AS, kira-kira 10% produk domestik bruto (PDB) Filipina tahun lalu. Dari angka itu dapat dibayangkan sejauhmana ketergantungan perkembangan ekonomi dan sosial Filipina pada kiriman devisa tenaga kerjanya di luar negeri. 

Menurut statistik Departemen Tenaga Kerja dan Penempatan Kerja Filipina, sejak bulan Oktober tahun lalu sampai Januari tahun ini, tercatat lebih dari 5.400 tenaga kerja di luar negeri pulang ke tanah air karena kehilangan pekerjaan. Meskipun kini masih belum terjadi gelombang kembalinya tenaga kerja di luar negeri secara besar-besaran, namun masalah itu telah mengundang perhatian besar pemerintah Filipina.

Menghadapi situasi pasar jasa tenaga kerja di luar negeri yang menyusut, pemerintah Filipina aktif mengadakan kontak dengan Kanada, Australia, Selandia Baru dan sejumlah negara Timur Tengah untuk membahas pengiriman tenaga kerja ke negara-negara tersebut. Menurut data Biro Administrasi Penempatan Kerja Di Luar Negeri Filipina, hanya pada bulan Januari tahun ini saja, Filipina telah mengirim 8.000 buruh bangunan ke Qatar, permintaan sektor bangunan negara-negara Timur Tengah akan tenaga kerja Filipina cukup besar.

Selain itu, Filipina juga akan mengirim delegasi untuk melakukan studi atas pasar jasa tenaga kerja di Irak, Lebanon dan Nigeria guna memastikan apakah akan mencabut ketentuan terkait yang melarang warga Filipina bekerja di negara-negara tersebut.