Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2009-03-25 13:51:24    
Pekan Kelenteng Boluodan di Guangzhou

CRI

Guangzhou, ibu kota Propinsi Guangdong, bagian selatan Tiongkok sejak dahulu merupakan bandar perdagangan luar negeri yang penting bagi Tiongkok, dan dijuluki sebagai pelabuhan pertama "Jalan Sutera" maritim.

Pekan Adat Istiadat Guangzhou ke-5 merangkap Pekan Kelenteng "Boluodan" Huangpu digelar di Kuil Dewa Laut Selatan Kota Guangzhou Maret ini. Kuil Dewa Laut Selatan yang juga dikenal sebagai Kuil Boluo, terletak di Distrik Huangpu, Guangzhou. Lebih dari 1.400 tahun lalu, setiap kaisar Tiongkok kuno selalu mengadakan penyelenggaraan sembahyang di kuil tersebut. Sedangkan menurut kelaziman, baik kapal domestik maupun asing turut berziarah kepada Dewa Laut Selatan untuk memohon rezeki dan keselamatan.

Kuil Dewa Laut Selatan merupakan kuil dewa laut terbesar di Tiongkok, juga pelabuhan pertama Jalan Sutera maritim. Kuil seluas 30 ribu meter persegi itu menyimpan data-data berharga tentang Jalan Sutera maritim dan sejarah kota Guangzhou. Pekan Kelenteng Boluodan merupakan salah satu pekan kelenteng tradisional berskala paling besar di daerah Guangzhou, biasanya digelar mulai tanggal 11 sampai 13 Februari setiap tahun Imlek.

Pekan kelenteng tahun 2009 kali ini sangat meriah, hanya pada upacara pembukaannya saja sudah mengundang sekitar 10 ribu wisatawan. Upacara sembahyang kepada laut dalam bentuk kuno Pekan Kelenteng Boluodan dibuka dengan iringan musik.

"Upacara sembahyang kepada laut Kuil Dewa Laut Selatan berbagai kalangan Kota Guangzhou dimulai sekarang."

Asian Games ke-16 akan digelar di Kota Guangzhou tahun 2010, maka beberapa acara untuk mempromosikan Asian Games turut digelar dalam pekan kelenteng tahun ini.

Yang Qiubin adalah tenaga kerja di Komunitas Nangang, Jalan Nangang, Guangzhou. Dia ditugaskan memimpin 1.000 orang menyanyikan slogan Asian Games. Dia mengatakan, para peserta sangat antusias dalam kegiatan tersebut. Dikatakannya: "Kami seribu orang mengenakan T-Shirt berlogo Asian Games Guangzhou, dan mengikatkan pita seragam di dahi kami. Slogan yang akan kami nyanyikan ialah: Thrilling Games, Harmonious Asia dan Ayo Guangzhou, Ayo Asian Games."

Selain itu, dalam upacara pekan kelenteng tersebut juga mempersembahkan acara kebudayaan warisan dunia non-material Tiongkok, yaitu Nyanyian dan Tarian Yingge yang dibawakan oleh Rombongan Nyanyian dan Tarian Yingge Nanshan Puning Propinsi Guanggong. Nyanyian dan Tarian Yingge biasa digelar pada hari raya dengan maksud memohon rejeki. Kepala Rombongan Nyanyi dan Tarian Yingge Nanshan, Chen Laifa mengatakan: "Nyanyian dan tarian kami menggabungkan silat, olahraga, tarian dan musik dan pernah digelarkan di Lapangan Tian`anmen Beijing untuk memeriahkan Olimpiade Beijing."

Setiap tanggal 13 Februari Imlek merupakan hari yang paling penting dan meriah dalam Pekan Kelenteng Dewa Laut Selatan. Pada hari itu, Kuil Dewa Laut Selatan selalu dibanjiri wisatawan dari seluruh penjuru dunia.

Menurut catatan sejarah, pada suatu musim panas, sebatang kayu hanyut terapung sampai di depan kelenteng tersebut. Tapi walaupun diterpa oleh ombak dasyat, kayu tersebut tidak segan meninggalkan Kelenteng Dewa Laut Selatan. Oleh karena itu, penduduk setempat memotong kayu tersebut menjadi 6 batang, yang paling panjang diukir menjadi patung Dewa Laut Hongsheng, dan sisanya diukir menjadi patung 5 anaknya untuk disembahyang oleh penduduk setempat. Persembahyangan kepada Dewa Laut Hongsheng dan 5 anaknya dimaksudkan untuk memohon rejeki, panen dan keselamatan.

Salah satu acara penting lainnya dalam Pekan Kebudayan Adat Istiadat Guangzhou dan Pekan Kelenteng Boluodan tahun ini adalah Hari Raya Huachao. Konon, kaisar perempuan Tiongkok terkemuka, Wu Zetian sangat menggemari bunga. Pada setiap hari 15 Februari Imlek, selama masa baktinya antara tahun 690 sampai 705, Kaisar Wu Zetian memerintahkan pengumpulan seratus macam bunga yang akan diadukkan dengan beras menjadi bubur. Bubur tersebut kemudian dibuat menjadi kue yang akan dianugrahkan oleh Kaisar Wu Zetian kepada para pejabat senior. Maka, tanggal 15 Februari Imlek menjadikan Hari Raya Huachao sebagai hari raya nasional.

Selain pertunjukan, hasil perlindungan warisan budaya non-material Guangzhou juga untuk pertama kali dipamerkan di Kuil Dewa Laut Selatan, antara lain Sulaman Guangzhou, Ukiran Gigi Gajah, Ukiran Batu Bara Guangzhou dan lain sebagainya.

Dilaporkan, skala dan pengaruh Pekan Kelenteng Boluodan semakin besar. Nah, saudara pendengar, apabila Anda ingin menonton kebudayaan kalangan rakyat dan sumber daya adat istiadat bagian selatan Tiongkok di Propinsi Guangdong dalam waktu singkat, Pekan Kelenteng Boluodan adalah pilihan paling cocok untuk Anda.