Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-08-16 21:09:43    
Zhang Ning: Tak Sesal Sama Sekali

cri

Zhang Ning yang berusia 33 tahun adalah pemain bulu tangkis andalan Tiongkok semasa Ye Zhaoying. Ketika masih muda, Zhang Ning yang baru berusia 19 tahun telah meraih juara Turnamen Terbuka Prancis pada tahun 1994, dan pada tahun yang sama, dia dipilih sebagai anggota tim nasional Tiongkok untuk berjuang dalam pertandingan Piala Uber. Namun, pertandingan itu nyaris " menghancurkan " Zhang Ning, karena penampilannya yang kuran memuaskan dalam babak menentukan, dia dikalahkan oleh Mia Audina-Tjiptawan, sehingga Piala Uber direbut oleh tim Indonesia.

Kegagalan tersebut pernah menghancurkan keyakinan diri Zhang Ning, dalam waktu 9 tahun kemudian, kegagalan tersebut selalu menjadi impian buruk baginya, dan menyesatkan pengenalan umum terhadapnya. Ye Zhaoying membangkit, kemudian Gong Zhichao berhasil, tapi Zhang Ning selalu diam saja. Untuk Olimpiade Atlanta dan Olimpiade Sydney, Zhang Ning tidak dipilih sebagai anggota tim nasinal Tiongkok. Dalam Turnamen Dunia tahun 2003, Zhang Ning akhirnya meraih juara tunggal putri, dan pada Olimpiade Athena yang diadakan satu tahun kemudian, dia sekali lagi berhadapan dengan Mia Audina-Tjiptawan pada final tunggal putri, namun dia berhasil mengalahkan lawanannya yang sedang kuat itu, dan naik ke panggung juara Olimpiade. Dalam waktu 2 tahun kemudian, meskipun rekannya Xie Xingfang dan sejumlah pemain bulu tangkis muda mulai membangkit, tapi Zhang Ning masih menjaga kondisinya yang mengejutkan, dengan meraih sejumlah gelar juara. Namun, mulai dari tahun 2006, Zhang Ning tiba-tiba terganggu oleh penyakit dan luka lututnya, prestasinya mulai menurun.

" Pada 100 hari menjelang pembukaan Olimpiade Beijing, lutut saya masih luka parah, waktu itu saya sungguh-sungguh tidak pernah berpikir untuk tampil di depan Olimpiade," kata Zhang Ning dengan terharu,

" namun saya sudah berjuang sampai sekarang, saya akan sesal kalau melepaskan kesempatan itu. "

Zhang Ning mengatakan, waktu itu pelatihnya masih belum memutuskan saya sebagai anggota tim nasional untuk ambil bagian dalam Olimpiade Beijing, tapi saya terus berlatih, kesulitan yang saya hadapi tak dapat dibayangkan orang lain. Pengorbanan selalu ada imbalannya, upaya yang tak mengenal lelah dengan cepat menaikkan status Zhang Ning, dan dia yang sudah berusia 33 tahun itu sekali lagi mewakili Tiongkok tampil di dalam Olimpiade. Sebelum pertandingan final, Zhang Ning mengatakan, " Saya sungguh-sungguh tidak pernah berpikir untuk memperlihatkan ketrampilan seperti ini. Hasilnya tidak penting, yang penting bagi saya adalah tidak meninggalkan penyesalan apa pun. "

Dalam pertandingan hari ini (16/8), Zheng Ning sekali lagi dengan ketagasannya memenangkan pertandingan. Zheng Ning empat kali menyeatakan terima kasih yang mendalam kepada para penonton seusai pertandingan. Dia mengatakan, " untuk Olimpiade Beijing, saya sudah siap lama, kesulitan selama empat tahun tidak tersia-sia. "

Zhang Ning sudah menciptakan mitos baru dalam arena bulu tangkis dunia, dia tidak ada sesal sama sekali.