Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla yang sedang berkunjung di Beijing dari hari Jumat tanggal 22 Agustus 2008 sampai tanggal 24 Agustus 2008 hari ini, dalam jumpa pers seusai pertemuan dengan berbagai kalangan bisnis Tiongkok memuji para investor China di Indonesia.
"Petrochina misalnya. Cara mereka sama dengan Jepang 25 tahun yang lalu. Lebih efisien kerjanya. Kalau perusahaan2 yang lain, kalau bekerja dengan tantangan berat, harganya terlalu mahal. Kalau Cina tidak," demikian papar Jusuf Kalla pada jumpa pers di Hotel Grand Millenium Beijing pada tanggal 23 Agustus 2008.
Menurut Wakil Presiden Indonesia, investor China tidak takut tantangan yang berat di lapangan. Ketika mereka mampu melihat harapan di depan, mereka akan menggarap lahan yang ada meskipun dengan fasilitas awal yang terbatas. "Kalau perusahaan Amerika, yang pertama mereka buat villa dulu. Bahkan di Pertamina dulu mereka pertama-tama buat lapangan golf. Kalau China mereka tidur di tenda pun mau," papar Kalla.
Wakil Presiden menyatakan bahwa meskipun investasi Tiongkok di luar negeri baru dimulai, tetapi hal ini dapat dimanfaatkan oleh Indonesia.
"Cina berkembang pesat karena infrastrukturnya cukup baik. Maka pengalaman itu yang akan mereka utamakan dalam kerja sama dengan Indonesia," kata wapres. Karena kapasitas China sekarang cukup besar tetapi pertumbuhan dalam negerinya tidak akan sebesar dulu, maka Pemerintah Tiongkok menggalakkan perusahaan-perusahaannya untuk berinvestasi di luar negeri. Kesempatan inilah yang akan dimanfaatkan oleh Indonesia, terutama di bidang infrastruktur, bidang yang telah terbukti berhasil diterapkan di Tiongkok.
Perusahaan China Guodian, misalnya, telah menginvestasikan 5 milyar yuan RMB untuk pembangunan tiga pembangkit listrik di Indonesia. Investasi ini telah menghasilkan 61.767 MW listrik yang sebagian besar berasal dari energi panas, tetapi juga memanfaatkan energi air dan energi angin.
PetroChina di bawah China National Petroleum Company yang punya aset di 27 negara dan bernilai pasar 1 triliun dolar Amerika juga telah menandatangani kontrak selama 20 tahun untuk memasok gas dari Indonesia ke Singapura. Ladang-ladang minyak mereka di Indonesia berada di Jawa Timur, Irian Jaya, dan Jambi.
Xi'an Aircraft Industry Company yang merupakan perusahaan pesawat penerbangan terbesar di Tiongkok akan menjual 15 pesawat penumpang tipe A-60 untuk penerbangan domestik Indonesia yang dikelola oleh Merpati. Dua pesawat di antaranya telah dikirim pada bulan Agustus 2007. Pesawat dari Tiongkok dengan teknologi yang memadai dan harga yang lebih murah menjadi bagian dari solusi perhubungan di negara kepulauan Indonesia.
Selain perusahaan-perusahaan Tiongkok, kini Bank Ekspor Impor Tiongkok juga mulai memberikan kredit bagi proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Misalnya, Jembatan Suramadu, Waduk Jatigede, dan pembelian pesawat A60 dari Xi'an Aircraft Industry Company.
Meskipun investasi Tiongkok disambut dengan baik oleh pihak Indonesia, tetapi negosiasi untuk sebuah kontrak yang adil dan saling membawa keuntungan terus berlanjut.
Setelah pertemuan dengan wakil presiden Tiongkok, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang didampingi oleh Menteri Perdagangan Indonesia Marie Elka Pangestu dan Duta Besar Indonesia untuk RRT Sudrajat malam ini akan mengikuti upacara penutupan Olimpiade Beijing 2008.
|