Oleh : Pierre Baskoro
Visaku habis! Terlintas apa dalam benakmu jika bertemu dengan siatuasi seperti ini? Pusing, panik, bingung. Inilah yang terjadi padaku sekarang ini. Siap-siap pulang ke tanah air dan membuat permohonan untuk visa yang baru adalah jalan satu-satunya untuk meneruskan hidup di luar negeri.
Kemarin di saat aku nge-pak barang-barang, aku kaget. 7 koper besar, dan 2 tas tengteng. Ngeri? Ngeri banget! Sedangkan pesawat yang aku tumpangi hanya mengizinkan aku untuk membawa bagasi seberat 20 kilogram. Lalu? Nah inilah yang membuat kepalaku pusing 7 keliling. Akhirnya ada seorang sahabatku yang bekerja di stadium olah raga dekat rumah, dia bilang kapan saja datang dan main ke rumahnya untuk berkunjung, tapi 1 kata lagi yang dia lontarkan adalah, kalau barang-barangmu kebanyakan, mending diungsikan dulu saja ke rumahku. Ujarnya itu membuat saya kaget. Dalam hati kecil mengatakan, kebenaran banget nih! Akhirnya dengan bantuan teman saya itu, barang-barang saya terselamatkan deh. Keramahan sahabatku yang berkewarganegaraan Tiongkok itu membuatku merasa kota dan negeri ini sangatlah ramah. Bukan 1 atau 2 kali aku bertemu dengan orang Tiongkok yang ramah-tamah, tapi sudah berkali-kali dan banyak sekali mereka yang sangat-ramah.
Satu yang ada dalam benakku adalah rencana yang mau aku lakukan di Indonesia. Cuti kali ini cukup lama. Dan masih belum ada rencana di saat aku berada di Indonesia. Dari menghubungi teman-teman lama maupun kerjaanku untuk meliput, rekaman dan siaran, semua masih belum ada dalam daftar 'to do list' aku. Di saat-saat seperti inilah sebuah penantian muncul dalam benak. Aku menantikan musim dingin Beijing. Itu dingin, menusuk dan kering. Coba bayangkan aku harus pulang ke Indonesia untuk berlibur sekaligus bekerja dalam jangka waktu yang cukup lama. Penantian musim dingin selalu menjadi penantianku. 3 bulan kemudian, Beijing akan dibawah suhu nol. Angin dingin yang membuat kita semua sengsara. Justru itulah yang menjadi penantianku, yang menandakan rasa sayang dan kangenku atas kota ini.
Hati kecilku hanya berdoa agar aktifitas dan pekerjaanku disaat aku kembali ke Indonesia lancar dan ada kesempatan bermusim dingin, natal dan tahun baru di kota Beijing.