Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono direncanakan akan menghadiri KTT G-20 ke-7 yang digelar di Los Carlos, Meksiko, dan menyampaikan pidato dalam KTT Industri dan Perdagangan selama di Meksiko. Selain itu, juru bicara Deplu RI, Teuku Faizasyah mengatakan, SBY juga akan mengadakan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara lain. Teuku mengatakan, Indonesia akan mengimbau diciptakannya iklim kondusif bagi pemulihan ekonomi global, dan juga akan berupaya memelihara kepentingan negara berkembang dalam prosedur utama KTT G-20 kali ini, khususnya dalam masalah pembangunan, infrastruktur, serta keuangan.
Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota G-20. Sebagai negara berkembang, Indonesia mempunayi pengaruh yang semakin luas di Asia mampun di dunia. Sebagai anggota G-20, Indonesia aktif berpartisipasi dalam reformasi mekanisme tata kelola ekonomi internasional. Indonesia juga berupaya berperan konstruktif pada masalah internasional penting seperti perubahan iklum, keamanan pangan dan energi serta masalah pembangunan, untuk mendorong tatanan politik dan ekonomi internasional berkembang sekamin adil dan rasional.
Berbicara mengenai peranan Indonesia dalam G-20, SBY mengatakan, sebagai anggota G-20, Indonesia berupaya bersama negara lain mendorong reformasi struktur ekonomi dunia. Menteri Perdagangan Indonesia April lalu dalam pertemuan menteri perdagangan G-20 pertama itu menyatakan, KTT G-20 dulu terlalu memperhatikan kepentingan negara maju, dan kurang memperhatikan kebutuhan negara berkembang, Dia mengharapkan KTT Los Carlos lebih memperhatikan kepentingan negara berkembang. Dia mengatakan bahwa negara berkembang menghadapi sejumlah tantangan, khususnya di bidang penciptaan lapangan kerja pada sektor pertanian. Karena sangat kekurangan dana dan infrastruktur, ditambah tingginya pajak dan masalah subsidi pertanian domestik yang dilaksanakan negara berkembang, hal tersebut akan semakin menghalangi pertumbuhan dan penciptaan kesempatan kerja di negara-negara berkembang. Menetri Keuangan Indonesia Agus Marto juga menyatakan, Indonesia memprakarsai pembentukan dana pembangunan infrastruktur internasional guna membantu pembangunan infrastruktur negara berkembang dan mendorong pertumbuhan ekonomi global.
Setelah mengadami krisis moneter dan sosial pada akhir 1990-an, citra politik dan ekonomi Indonesia sudah mengalami perubahan besar, dan berangsur memasuki ke tahap pertumbuhan mantap. Dalam bebepara tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia melebihi 5 persen per tahun. Meskipun terdampak krisis moneter global 2009, ekonomi Indonesia tetap tumbuh 4,5 persen, dan tahun 2010 mencapai 6,1 persen. GDP per kapita Indonesia menembus US$ 3.000. Pemerintah Indonesia sekarang berupaya maksimal mendorong pembangunan infrastruktur, berupaya memperbaiki iklim investasi, dan mengajukan Master Plan senilai US$ 200 miliar untuk membangun enam koridor ekonomi. Selain itu, Indonesia memiliki keunggulan kekayaan sumber daya alam, SDM yang cukup banyak, serta potensi pasar yang besar. Indonesia aktif menarik investasi untuk mendorong perkembangan ekonomi. Seiring dengan pemuluihan dan perkembangan Indonesia secara keseluruhan, peranan Indonesia juga semakin penting dalam arena internasional.