Masyarakat internasional mengkritik perkataan Wakil Perdana Menteri Jepang Aso Taro mengenai kesamaan rezim Nazi dengan revisi konsititusi Jepang. Dalam sebuah ceramah di Tokyo Senin lalu, Aso Taro mengatakan Jepang harus belajar dari Jerman yang ketika dibentuknya Republik Weimar pada tahun 1930-an, konstitusinya ditransformasikan secara diam-diam oleh Nazi tanpa ada perhatian luas dari masyarakat. Dengan begitu, Aso mengatakan masyarakat tidak akan berdebat lagi dan akan langsung menerima perombakan Konstitusi Jepang sebagai kenyataan.
Perkataan Aso Taro itu telah mengundang kritikan keras dari dunia. Melalui perkataannya itu, Aso Taro seakan ingin mengikuti cara Nazi untuk mempercepat perombakan Konstitusi Jepang setelah Partai Liberal Demokrat (LDP) menang dalam pemilihan Majelis Tinggi dan Majelis Rendah beberapa waktu lalu.
Perkataannya juga mengundang kritikan keras dari rakyat Jepang. Argumentasi Aso Taro itu dikritik sebagai tantangan terang-terangan terhadap seluruh umat manusia. Komunitas internasional diimbau agar mengambil tindakan bersama untuk membendung ekspansi berkelanjutan kekuatan sayap kanan Jepang.
Beberapa mantan anggota Parlemen Jepang mengakui terkejut sekali atas perkataan Aso Taro tersebut, dan menyatakan amarah terhadap Aso Taro yang memuji Nazi. Di Jerman, siapa pun yang melontarkan perkataan serupa dapat dijatuhkan hukuman. Walaupun di Jepang tidak diberlakukan hukum terkait, tetapi perkataan Aso Taro itu sama sekali tidak masuk akal, apalagi bagi seorang negarawan. Perkataan Aso itu akan dijadikan sebagai bukti kuat bahwa Jepang meremehkan hak asasi manusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan perkataan Aso Taro itu melukai banyak orang. Bagi orang yang pernah hidup di masa kekuasaan Nazi, negara-negara yang pernah diagresi Jepang dan semua orang yang berhati nurani di dunia tahu jelas apa arti perkataan Aso tersebut.
Cendekiawan Polandia mengatakan militerisme Jepang dan Nazi Jerman merupakan halaman tergelap dan terkeji dalam sejarah peradaban manusia. Kekuatan sayap kanan Jepang selalu menyangkal sejarah agresinya. Ini adalah kecenderungan yang sangat berbahaya baik bagi Asia maupun seluruh dunia, dan telah mengundang kewaspadaan masyarakat internasional. Perkataan Aso Taro merupakan provokasi terang-terangan terhadap dunia, sekaligus ancaman terhadap perdamaian dan pembangunan dunia. Cendekiawan Polandia mengimbau komunitas internasional untuk mengambil tindakan bersama untuk mengekang ekspansi kekuatan sayap kanan Jepang.
Ahli masalah Asia Timur dari Jerman juga menyatakan kekhawatiran terhadap perkataan Aso Taro karena perkataan serupa akan memeruncing konflik Jepang dengan Tiongkok dan Korea Selatan serta negara tetangga lain, dan hal itu tentunya sangat berbahaya bagi situasi politik di Asia Timur.