Menanggapi perkataan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang mengatakan bahwa Tiongkok mencoba mengubah status quo di Laut Timur dan Laut Tiongkok Selatan dengan menggunakan kekuatan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying mengatakan, Tiongkok selalu mengusahakan penyelesaian persengketaan melalui dialog, sedangkan pemimpin malah berkali-kali menyampaikan perkataan yang salah untuk mengalihkan perhatian dunia dan merangkul negara ketiga guna mempersulit perkembangan Tiongkok.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Kamis lalu (17/4) mengatakan, Tiongkok mencoba mengubah status quo di Laut Timur dan Laut Tiongkok Selatan. Jepang dan komunitas internasional harus mendesak Tiongkok bangkit sebagai negara yang bertanggung jawab.
Hua Chunying mengatakan, Tiongkok telah berkali-kali menyatakan pendirian prinsipalnya mengenai masalah Laut Timur dan Laut Tiongkok Selatan. Tiongkok selalu bersikap menahan diri dan mengusahakan penyelesaian sengketa melalui dialog dan konsultasi. Tiongkok berbuat demikian untuk memelihara perdamaian dan stabilitas kawasan ini.
Hua Chunying menambahkan, pemimpin Jepang berkali-kali mengeluarkan perkataan yang salah dengan maksud untuk mengalihkan perhatian dunia demi mengelabui dunia tentang kesalahannya dalam masalah sejarah serta untuk menghasut negara ketiga dalam mengikat perkembangan Tiongkok. Perkataan pemimpin Jepang tersebut tidak bisa mengelabui dunia dan upayanya pasti akan sia-sia belaka.