Tiongkok Kritik Perkataan Absurd Pemimpin Jepang
  2014-04-19 13:45:36  CRI

Menanggapi perkataan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang mengatakan bahwa Tiongkok mencoba mengubah status quo di Laut Timur dan Laut Tiongkok Selatan dengan menggunakan kekuatan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying mengatakan, Tiongkok selalu mengusahakan penyelesaian persengketaan melalui dialog, sedangkan pemimpin malah berkali-kali menyampaikan perkataan yang salah untuk mengalihkan perhatian dunia dan merangkul negara ketiga guna mempersulit perkembangan Tiongkok.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Kamis lalu (17/4) mengatakan, Tiongkok mencoba mengubah status quo di Laut Timur dan Laut Tiongkok Selatan. Jepang dan komunitas internasional harus mendesak Tiongkok bangkit sebagai negara yang bertanggung jawab.

Hua Chunying mengatakan, Tiongkok telah berkali-kali menyatakan pendirian prinsipalnya mengenai masalah Laut Timur dan Laut Tiongkok Selatan. Tiongkok selalu bersikap menahan diri dan mengusahakan penyelesaian sengketa melalui dialog dan konsultasi. Tiongkok berbuat demikian untuk memelihara perdamaian dan stabilitas kawasan ini.

Hua Chunying menambahkan, pemimpin Jepang berkali-kali mengeluarkan perkataan yang salah dengan maksud untuk mengalihkan perhatian dunia demi mengelabui dunia tentang kesalahannya dalam masalah sejarah serta untuk menghasut negara ketiga dalam mengikat perkembangan Tiongkok. Perkataan pemimpin Jepang tersebut tidak bisa mengelabui dunia dan upayanya pasti akan sia-sia belaka.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040