Forum AL Pasifik Barat Luluskan "Peraturan Pertemuan Tak Sangka Di Laut "
  2014-04-23 12:13:57  CRI

Sidang tahunan Forum Angkat Laut Pasifik Barat ke-14 kemarin (22/4) digelar di Kota Qingdao, Tiongkok. Sidang telah menerima "Peraturan Pertemuan Tak Disangka di Laut". Ini merupakan dokumen yang mempunyai arti tonggak sejarah dan memainkan peranan penting dalam meningkatkan pertukaran antara Angkat Laut di kawasannya, sekaligus mengurangi kesalahpahaman.

Untuk pertama kalinya sidang tahunan diselenggarakan oleh Tiongkok, sidang dihadiri oleh para wakil dari 24 negara, antara lain Brunei, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, Vietnam, AS, Australia, Jepang, Korea Selatan dan Pakistan.

"Peraturan Pertemuan Tak Disangka di Laut" yang diluluskan sidang dimaksudkan agar kapal perang atau alat penerbangan Angkatan Laut perlu mengambil langkah keamanan ketika saling bertemu di atas laut, mengurangi saling mengganggu dan unsur ketidak-pastian, serta memudahkan komunikasi. Peraturan tersebut menetapkan status hukum kapal perang serta hak dan kewajiban, prosedur keamanan ketika bertemu hal yang tak disangka di atas laut, prosedur komunikasi dan pedoman terkait.

Dalam sidang forum kemarin, Panglima Angkatan Laut Malaysia, Laksamana Aziz Jaafar menyatakan, peraturan yang diterima oleh para anggota Forum Angkatan Laut Pasifik Barat akan meningkatkan kerja sama antara berbagai negara. Ia mengatakan, "kerja sama antara berbagai anggota berlangsung dengan baik. Saya menyatakan terima kasih kepada Angkatan Laut Tiongkok yang memberi sumbangan dalam pencarian pesawat penumpang Malaysia Airlines, mereka memainkan peranan yang penting. Menurut saya, dokumen yang bersifat dasar yang dapat diterima oleh para anggota merupakan kemajuan besar. Saya berpendapat bahwa hal itu memperlihatkan hasil apa yang dicapai dalam sidang tahunan. "

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040