Pemilu 2014 dianggap sebagai pemilu yang paling sengit persaingan dan paling serius pemecahannya dalam sejarah Indonesia. Menangnya Jokowi dalam pemilu kali ini ada beberapa sebab.
Setelah bekerja di bidang politik, Jokowi sering mendalami rumah-rumah penduduk miskin di kota, mengadakan inspeksi pada keadaan kehidupan rakyat, membantu petani miskin dengan pendapatan sendiri, dan jarang mempunyai gaya birokrat. Sebagai Gubernur DKI Jakarta selama 2 tahun, Jokowi melaksanakan banyak tindakan yang menyejahterakan rakyat, misalnya meningkatkan standar gaji terendah, melaksanakan jaminan pengobatan yang menyeluruh, meredakan masalah macet dengan melaksanakan projek kereta api bawah tahan dan monorel. Media Indonesia sering melaporkan prestasi Jokowi, citranya yang rajin bekerja dan mendekati rakyat juga terus disebarkan.
Selain itu, kebijakan Jokowi untuk berpartisipasi dalam pemilu juga merupakan salah satu sebab kemenangannya. Sebelum pemilu, ia telah memilih politikus berpengalaman, Yusuf Kalla sebagai asistennya. Tindakan ini cukup sesuai dengan sebagian kelompok masyarakat yang menyerukan kepemimpinan yang kuat, dan gaya Jokowi dengan gaya Yusuf Kalla yang saling mengisi.
Satu faktor penting yang lain kemenangan Jokowi adalah pesaingnya, yaitu Prabowo Subianto yang dihambat akibat partainya yang menghadapi kritik korupsi.
Menurut peraturan UUD, Jokowi akan dilantik sebagai Presiden secara resmi pada Oktober mendatang. Menurut pengamat, masa depan penguasaan Jokowi tidak lancar, tantangan yang akan dihadapinya adalah di bidang politik dan ekonomi.
Dalam pemilihan DPR April lalu, PDIP gagal memperoleh keunggulan mayoritas mutlak, sementara partai-partai yang mendukung Jokowi juga bukan mayoritas DPR, hanya menduduki 207 kursi di antara 560 kursi DPR. Oleh karena itu, setelah Jokowi menjadi Presiden, akan menghadapi tantangan kuat dari partai oposisi Prabowo Subianto.
Di bidang ekonomi, kebutuhan pengimporan minyak bumi Indonesia semakin bertambah beberapa tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia agak lemah akibat pengeksporan dan investasi yang berkurang. Maka, bagaimana mendorong perkembangan pesat Indonesia menjadi sebuah tantangan yang besar di depan pemerintahan Jokowi.