PEOPLE'S DAILY: Masalah keamanan dinas penerbangan sipil yang melintasi daerah bentrokan semakin menjadi fokus perhatian mancanegara khususnya setelah jatuhnya pesawat MH17 Malaysia Airlines di bagian timur Ukraina yang saat ini peperangan masih berkecamuk. Menurut peraturan organisasi penerbangan sipil internasional, zona larangan penerbangan wajib diberlakukan negara terkait jika jalur penerbangan sipil berada dalam kondisi bahaya menurut hasil evaluasi.
International Civil Aviation Organization (ICAO) kemarin (29/7) mengadakan pertemuan tingkat tinggi yang mengangkat tema keamanan penerbangan di udara daerah bentrokan. Pertemuan dihadiri para wakil dari maskapai penerbangan di seluruh dunia.
Setelah terjadinya kecelakaan udara MH17, badan administrasi penerbangan sipil Ukraina mengumumkan penutupan udara bagian timur negeri tersebut pada 18 Juli. Sementara itu maskapai Malaysia Airlines menyatakan akan mengubah rute penerbangan rutin dari dan ke Eropa. Menurut laporan harian The Wall Street, selain Malaysia Airlines, 7 maskapai penerbangan lainnya yang bermarkas di Asia dan Pasifik serta maskapai Lufthansa Airlines dan Air France juga mengumumkan akan mengelak rute penerbangan yang melintasi udara bagian timur Ukraina.
Perubahan rute penerbangan bukanlah hal yang mudah bagi maskapai penerbangan. Rute penerbangan yang lewat bagian timur Ukraina sejak lama merupakan jalur penerbangan yang paling dekat dan paling murah bagi dinas penerbangan negara-negara Asia yang bolak balik Eropa. Perubahan rute pasti akan menambah beban ongkos operasi setiap maskapai penerbangan.
Setelah kecelakaan MH17, ICAO mengimbau 191 anggota agar pemerintah masing-masing negara mengeluarkan peringatan atas bahayanya beterbang di udara yang melintasi daerah bentrokan bersenjata guna menjamin keamanan wahana penerbangan sipil.