Pertemuan Menteri Ekonomi dan Perdagangan Tiongkok-ASEAN ke-13 digelar di Naypyidaw, Myanmar hari Selasa (26/8) lalu. Komunike pers bersama yang diumumkan oleh pertemuan menyatakan, Tiongkok dan ASEAN setuju untuk memulai perundingan zona perdagangan bebas versi eskalasi.
Konsep zona perdagangan bebas versi eskalasi dikemukakan oleh Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang dalam Ekspo Tiongkok-ASEAN di kota Nanjing pada bulan September tahun lalu. Sedangkan tahun lalu adalah genap 10 tahun pembentukan kemitraan strategis antara Tiongkok dan ASEAN. Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang berturut-turut menyatakan akan membangun "komunitas bersama nasib Tiongkok-ASEAN" dan pedoman perkembangan bilateral lainnya. Sedangkan zona perdagangan bebas versi eskalasi dapat dikatakan sebagai salah satu langkah konkrit untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Zona perdagangan bebas Tiongkok-ASEAN yang dibangun resmi pada 1 Januari 2010 merupakan zona perdagangan bebas terbesar yang dibangun oleh negara-negara berkembang. Sejak peresmian zona perdagangan bebas, ASEAN sudah tiga tahun berturut-turut menjadi mitra perdagangan besar ketiga, pasar ekspor besar keempat dan sumber impor besar kedua bagi Tiongkok. Sedangkan empat tahun berturut-turut Tiongkok menjadi mitra perdagangan terbesar bagi ASEAN. Dimulainya perundingan zona perdagangan bebas versi eskalasi bertujuan untuk memelihara keberhasilan yang sudah dicapai. Karena perundingan berkaitan dengan kepentingan berbagai negara pada lapisan yang lebih mendalam, perundingan akan berlangsung dalam waktu yang relatif panjang, maka perundingan diharapkan dapat berlangsung lebih awal. Di pihak lain, menghadapi tekanan AS untuk mendorong perundingan TPP yang berkualitas, Tiongkok maupun ASEAN perlu mengadakan perundingan zona perdagangan bebas versi eskalasi.
Bagi negara-negara ASEAN, Tiongkok merupakan pasar dan daya tarik yang besar. Untuk memelihara status dominan di tengah kerja sama kawasan Asia Timur, ASEAN juga perlu mendapat dukungan Tiongkok.
Kini, dapat dikatakan bahwa kedua pihak sudah menemukan jalan yang efektif, termasuk interkonektivitas antara Tiongkok dengan berbagai negara ASEAN, terwujudnya pertukaran tanpa rintangan dalam wawasan tenaga kerja, modal, logistik dan informasi.