Atasi Penghalang Koridor Ekonomi Tiongkok-Singapura
  2014-09-24 11:18:01  CRI

Dengan Kota Nanning, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi dan Kota Kunming, Provinsi Yunnan sebagai titik tolak, melintasi Vietnam, Laos, Kamboja, Thailand dan Malaysia dan dengan Singapura sebagai titik final, inilah garis besar geografis "koridor ekonomi Tiongkok-Singapura". Selama tahun-tahun terakhir ini, baik Tiongkok maupun ASEAN terus berupaya untuk menjadikannya sebagai platform kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua pihak. Akan tetapi, permintaan atas kepentingan berbeda, standar konektivitas tidak sama, kekurangan dana pembangunan telah menjadi penghalang bagi koridor ekonomi Tiongkok-Singapura.

Wakil Direktur Pusat Penelitian Strategi Forum Reformasi dan Keterbukaan Tiongkok Ma Lijia menyatakan, karena taraf perkembangan ekonomi berbeda, maka tingkat perkembangan negara-negara terkait juga berbeda. Di antara negara-negara koridor ekonomi, ada komunitas ekonomi yang maju seperti Singapura, ada juga komunitas ekonomi yang relatif maju, seperti Malaysia dan Thailand, sementara itu juga ada komunitas ekonomi yang kurang maju, seperti Vietnam, Laos dan Kamboja, kesenjangan tingkat pendapatan per kapita sangat besar.

Wakil Rektor Akademi Ilmu Sosial Guangxi, Huang Zhiyong berpendapat, sebagian negara terkait menyatakan kekhawatiran terhadap Tiongkok yang sedang bangkit secara damai, mereka waspada di bidang diplomatik dan politik di samping mengintensifkan ketergantungan antara satu sama lain di bidang ekonomi.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040