Menurut Jakarta Post baru-baru ini, setelah Joko Widodo mengangkat sumpah sebagai presiden baru Indonesia pada tanggal 20 Oktober lalu, kalangan pengusaha Indonesia penuh harapan terhadap pemerintah baru yang menerapkan reformasi ekonomi, membangkitkan kembali perkembangan ekonomi, menyelesaikan masalah-masalah pertanian, besi dan baja serta manufaktur.
Ketua Komite Tetap Pengembangan Pasar Pertanian di KADIN Karen Tambayong menyatakan bahwa ia mengharapkan presiden yang baru dapat menyelesaikan masalah kunci yang mengganggu produksi pertanian, antara lain lahan pertanian, bibit dan infrastruktur. Selama 10 tahun ini, Indonesia telah mengimpor sejumlah besar produk buah-buahan dan sayur mayur, guna mengisi kekurangan permintaan domestik. Presiden Jokowi pernah menyatakan akan berupaya merealisasi swasembada gula tebu, beras dan jagung. Indonesia perlu mengubah jalan pemikiran dan meningkatkan efisiensi aksi, menjadikan perkembangan pertanian dan penanaman sebagai kekuatan utama dalam mendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).
Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) Hidayat Triseputro penuh harapan terhadap pemerintah baru yang membangkitkan industri besi dan baja. Ia mengatakan, komitmen Jokowi untuk mengembangkan maritim, dan memperbaiki infrastruktur lalu lintas maritim akan meningkatkan permintaan atas produk besi dan baja. Ia mengharapkan pemerintah baru melarang impor produk besi dan baja ilegal yang tidak sesuai dengan standar negara, memprioritaskan besi dan baja Indonesia dalam menerapkan program anggaran belanja negara, serta mendorong perkembangan industri besi dan baja.
Selama tahun-tahun terakhir ini, industri otomotif Indonesia mengalami perkembangan pesat, dan sangat berkemungkinan menggantikan Thailand sebagai pusat otomotif ASEAN. Sekjen Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Noegardjito mengharapkan pemerintah baru dapat memelihara kesinambungan kebijakan, dan menciptakan iklim komersial yang baik dan stabil.