Seusai pertemuan dengan Choe Ryong Hae, utusan khusus Presiden Korea Utara Kim Jong-un, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov belakangan ini mengungkapkan, Korea Utara siap memulihkan pembicaraan enam pihak tanpa prasyarat.
Analis berpendapat, masalah nuklir Korea Utara berhubungan dengan Asia Timur Laut, khususnya kestabilan dan keamanan semenanjung Korea, dan mengaitan dengan kepentingan banyak negara. Proses penyelesaian masalah ini selalu diadukan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, walaupun Korea Utara telah mengeluarkan sinyal yang baru, tapi tetap terdapat kesulitan untuk memulihkan pembicaraan enam pihak.
Pertama, AS mempunyai syarat untuk memulihkan pembicaraan enam pihak, ini berbeda dengan pendirian Korea Utara.
Padahal, Korea Utara pernah mengadakan tiga kali uji coba nuklir tahun tahun lalu dan AS selalu menolak pemulihan pembicaraan enam pihak, serta mendesak Korea Utara mengambil tindakan mengarah target non- proliferasi.
Kedua, Korea Selatan seolah-olah tidak mempunyai harapan terhadap sinyal yang dikeluarkan Korea Utara. Pemerintah Korea Selatan tetap memulihkan pembicaraan enam pihak asalkan Korea Utara memperlihatkan ketulusannya.
Ketiga, dilihat dari segi hubungan antara AS dan Rusia, hubungan kedua negara menjadi ketegangan karena masalah Ukraina, kedua negara pun sulit mengadakan kontak dan mencapai kesepakatan mengenai pemulihan pembicaraan enam pihak.
Pengamat internasional berpendapat bahwa salah satu unsur kunci untuk menyelesaikan masalah nuklir Korea Utara adalah hubungan antara AS dan Korea Utara, hubungan ini juga memberi pengaruh besar terhadap prospek pembicaraan enam pihak.