Pertemuan Meja Bundar Redaktur Institut Riset Ekonomi ASEAN dan Asia Timur ERIA ke-3 diadakan di Yangoon Myanmar dengan dihadiri oleh lebih dari 30 jurnalis dari Asia Timur dan Asia Tenggara. Para peserta mengadakan diskusi berkisar pada perundingan ASEAN dan 6 negara mitranya mengenai Persetujuan Hubungan Mitra Ekonomi Menyeluruh RCEP, tantangan yang dihadapi ASEAN kelak, interkoneksi serta pengaruh ASEAN di dunia.
Sekjen ERIA Hidetoshi Nishimura menyatakan, hasil penelitian ERIA menunjukkan bahwa RCEP akan terus memperluas jaringan produksi demi mendorong pembangunan ekonomi ASEAN dan Asia Timur. Perundingan RCEP harus dirampungkan pada tahun 2015 dan diprioritaskan dalam pembangunan Komunitas Ekonomi ASEAN. Negara-negara ASEAN harus mempercepat proses Komunitas Ekonomi ASEAN dan memiliki sebuah agenda pembangunan yang lebih bermutu.
Direktur Balai Riset Pengintegrasian dan Pembangunan Vietnam Khong Thi Binh menyatakan, kini, dibandingkan dengan perundingan lain di kawasannya, perundingan RCEP mencapai kemajuan yang lebih baik. Dalam 5 tahun ke depan, yang perlu difokuskan adalah pada RCEP dan Persetujuan Hubungan Kemitraan Ekonomi Strategis Lintas Pasifik TPP. RCEP dan TPP pada dasarnya saling melengkapi dan bukannya saling berlawanan. Hubungan Vietnam dengan negara-negara ASEAN lainnya memiliki sejarah panjang. Karena itu, Vietnam siap berpartisipasi dalam perundingan RCEP. Ia menyatakan, untuk menggabungkan diri dengan ekonomi dunia, Vietnam harus mengambil aksi dan mengadakan lebih banyak reformasi.
Menyinggung tentang pembangunan ASEAN ke depannya, Menteri Informatika Myanmar, Juru bicara Presiden Myanmar, U Ye Htut menyatakan, pertama, harus kestabilan dan pembangunan kawasan Asia Tenggara perlu dijamin; kedua, ASEAN hendaknya berupaya bersama dengan Tiongkok terus mendorong prakarsa Jalan Sutera Laut abad 21; ketiga, harus memperkecil kegiatan persenjataan antar anggota ASEAN dan meningkatkan kesadaran berbagai anggota mengenai Komunitas Ekonomi ASEAN; ke-empat, harus mendorong pertumbuhan perdagangan kawasan Asia Tenggara dan meningkatkan interkonektivitas; dan ke-lima, menjamin kestabilan politik yang merupakan syarat penting pendorongan pertumbuhan ekonomi ASEAN.