Pasar beras Tiongkok kini semakin terbuka terhadap negara-negara Asia Tenggara. Di salah satu super Market di kota Nanning, Daerah Guangxi, Tiongkok selatan, Nyonya Li tengah membeli beras yang diimpor dari Kamboja. Dulu di pasar Tiongkok, selain beras domestik, hanya terjual beras yang diimpor dari Thailand dengan mutu yang tinggi. Sekarang beras yang diimpor dari negara-negara Asia Tenggara termasuk Kamboja, Laos dan Vietnam berturut-turut melangkah maju ke pasar Tiongkok. Beras yang dihasilkan negara-negara Asia Tenggara menjadi semakin laris di pasar Tiongkok.
Negara-negara Asia Tenggara termasuk Thailand, Laos, Vietnam, dan Kamboja sejak lama terkenal dengan penanaman padi yang bermutu tinggi. Cita rasa maupun rupa beras yang dihasilkan di masing-masing negara itu agak berbeda karena iklim dan letak geografinya yang berbeda. Tapi bagaimana pun saat ini sangat digemari para pembeli Tiongkok.
Di sebuah supermarket besar dekat Lapangan Jinhu, kota Nanning, tersedia gerai khusus untuk beras produk negara-negara Asia Tenggara. Bungkusannya berbeda-beda dengan tulisan dalam huruf masing-masing negara. Dibanding beras domestik, harga beras asal negara-negara Asia Tenggara rata-rata adalah 15 hingga 20 RMB per kilogram, atau lebih mahal daripada beras Tiongkok.
Tidak hanya di Daerah Guangxi, beras dari negara-negara Asia Tenggara kini terjual di berbagai pasar di seluruh negeri Tiongkok. Menurut statistik badan karantina Guangxi, beras yang diimpor Tiongkok meningkat tajam sejak memasuki tahun ini. Pada Januari hingga September lalu, jumlah beras yang diimpor Tiongkok adalah sebesar 9,93 ton atau senilai US$ 44,9 juta, yang masing-masing meningkat 200 dan 226 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu.