Beras Asia Tenggara Laris di Pasar Tiongkok
  2014-12-17 11:12:30  CRI

Pasar beras Tiongkok kini semakin terbuka terhadap negara-negara Asia Tenggara. Di salah satu super Market di kota Nanning, Daerah Guangxi, Tiongkok selatan, Nyonya Li tengah membeli beras yang diimpor dari Kamboja. Dulu di pasar Tiongkok, selain beras domestik, hanya terjual beras yang diimpor dari Thailand dengan mutu yang tinggi. Sekarang beras yang diimpor dari negara-negara Asia Tenggara termasuk Kamboja, Laos dan Vietnam berturut-turut melangkah maju ke pasar Tiongkok. Beras yang dihasilkan negara-negara Asia Tenggara menjadi semakin laris di pasar Tiongkok.

Negara-negara Asia Tenggara termasuk Thailand, Laos, Vietnam, dan Kamboja sejak lama terkenal dengan penanaman padi yang bermutu tinggi. Cita rasa maupun rupa beras yang dihasilkan di masing-masing negara itu agak berbeda karena iklim dan letak geografinya yang berbeda. Tapi bagaimana pun saat ini sangat digemari para pembeli Tiongkok.

Di sebuah supermarket besar dekat Lapangan Jinhu, kota Nanning, tersedia gerai khusus untuk beras produk negara-negara Asia Tenggara. Bungkusannya berbeda-beda dengan tulisan dalam huruf masing-masing negara. Dibanding beras domestik, harga beras asal negara-negara Asia Tenggara rata-rata adalah 15 hingga 20 RMB per kilogram, atau lebih mahal daripada beras Tiongkok.

Tidak hanya di Daerah Guangxi, beras dari negara-negara Asia Tenggara kini terjual di berbagai pasar di seluruh negeri Tiongkok. Menurut statistik badan karantina Guangxi, beras yang diimpor Tiongkok meningkat tajam sejak memasuki tahun ini. Pada Januari hingga September lalu, jumlah beras yang diimpor Tiongkok adalah sebesar 9,93 ton atau senilai US$ 44,9 juta, yang masing-masing meningkat 200 dan 226 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040