Konselor berpangkat duta Malaysia untuk Tiongkok, Ong Chong Yi mengusulkan pembangunan Jalan Sutra Laut abad 21 melalui penerapan iptek tinggi dan baru, termasuk penerapan fasilitas logistik dan pelabuhan yang canggih untuk mengembangkan logistik yang berhasil guna tinggi serta penerapan peranti lunak yang maju untuk mendirikan platform e-bisnis demi menurunkan biaya perdagangan dan meningkatkan efisiensi perdagangan antar negara.
Ong Chong Yi menyatakan hal itu dalam pidatonya di depan Forum Ekonomi Media Berbahasa Mandarin Dunia yang digelar belum lama berselang. Ong menyatakan, dalam beberapa tahun terakhir, hubungan bilateral Malaysia dan Tiongkok mengalami perkembangan pesat baik di bidang politik, ekonomi maupun komunikasi non pemerintah. Bidang kerja sama antara kedua negara semakin diperluas dan isinya semakin diperpadat. Volume perdagangan Malaysia dan Tiongkok pada tahun lalu tercatat US$ 100 miliar ke atas, berarti Malaysia tetap merupakan mitra perdagangan terbesar di antara negara-negara anggota ASEAN bagi Tiongkok. Selain itu, kerja sama antara perusahaan kedua negara telah beralih dari sektor manufaktur yang tradisional ke sektor dengan nilai tambah tinggi dan padat modal.
Ong Chong Yi mengatakan, Malaysia aktif mendorong pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN dan pemberlakuan Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN (CAFTA). Sejak pemberlakuan CAFTA secara menyeluruh pada tahun 2010, volume perdagangan Tiongkok-ASEAN meningkat signifikan. Volume perdagangan antara Tiongkok dan ASEAN sepanjang tahun 2014 meningkat 8,3 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya untuk mencapai US$ 480,4 miliar, atau naik 64 persen dibanding volume sebesar US$ 292,7 miliar pada tahun 2010. Ini membuktikan bahwa CAFTA dengan populasi 1,9 miliar jiwa telah menciptakan daya penggerak yang berkelanjutan bagi perusahaan. Selain itu, Tiongkok telah menciptakan daya pendorong putaran baru bagi integrasi regional. Gagasan Tiongkok tentang pembangunan Jalan Sutra Laut Abad 21 dan Jalur Ekonomi Jalan Sutra Laut (One Belt and One Road/OBOR), pembentukan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) dan pemberlakuan CAFTA edisi eskalasi pasti akan membawa peluang perkembangan yang baru bagi perusahaan di kawasan ini.
Pelabuhan Selat Malaka pada abad ke-15 merupakan salah satu pelabuhan yang paling sibuk di dunia. Pelabuhan itu memainkan fungsi besar dalam perdagangan internasional waktu itu. Ong Chong Yi mengatakan, saat ini Selat Malaka tetap merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk dunia walaupun 6 abad sudah berlalu. Yang berbeda ialah, barang perdagangan utama antara Malaysia dan Tiongkok sudah berubah dari produk sutra, porselen, laga dan bumbu lainnya pada enam abad lalu menjadi produk elektronik, barang petro kimia, minyak kelapa sawit dan lain sebagainya yang mempunyai nilai tambah tinggi.
Ong Chong Yi seterusnya mengatakan, tahun lalu merupakan peringatan 40 tahun penggalangan hubungan diplomatik penuh Malaysia dan Tiongkok. Pemimpin Malaysia, termasuk Yang Dipertuan Agung Malaysia dan Perdana Menteri disambut dengan upacara penghormatan kenegaraan penuh ketika melakukan kunjungan ke Tiongkok. Malaysia tahun lalu berperan sebagai negara tamu kehormatan Negosiasi Investasi Kota Xiamen Tiongkok ke-18. Tahun ini Malaysia berperan sebagai ketua bergilir ASEAN dan akan terus berperan positif dalam mendorong kerja sama Tiongkok dan ASEAN.