Tanggal 2 September adalah peringatan 70 tahun Jepang resmi menandatangani surat penyerahan diri, sekaligus peringatan 70 tahun kemenangan Perang Melawan Agresi Jepang dan Perang Anti Fasis Sedunia. Pada momen bersejarah tersebut, seluruh dunia masih merenungkan kembali pelajaran pahit dari perang tersebut, yang dimaksudkan untuk mengingat sejarah dan mencintai perdamaian.
Asia Tenggara yang berposisi strategis mengalami agresi Jepang setelah 7 Desember 1941 pasca serangan mendadak Jepang terhadap armada AS di Pearl Harbor di Pasifik. Kawasan Asia Tenggara diduduki Jepang dalam hanya setengah tahun sejak itu.
Profesor Zhou Yongsheng dari Balai Riset Hubungan Internasional di bawah Akademi Diplomasi Tiongkok berpendapat bahwa Jepang mengagresi Asia Tenggara untuk aneka ragam tujuan.
Mengagresi Asia Tenggara pada hal merupakan salah satu bagian dari strategi keseluruhan Jepang. Dalam Perang Dunia II, Jepang, Jerman dan Italia adalah tiga negara poros Fasis yang bermaksud menguasai seluruh dunia. Waktu itu tentara Jepang memiliki strategi untuk mengagresi ke utara, barat dan selatan. Sasaran dalam strategi selatannya justru adalah Asia Tenggara dan bagian barat daya kawasan Pasifik. Profesor Zhou berpendapat, Jepang mengagresi Asia Tenggara dengan berlandaskan pertimbangan jangka panjang. Ia mengatakan, Jepang mengagresi Asia Tenggara adalah untuk merampok sumber daya strategis setempat. Asia Tenggara kaya akan sumber daya alam seperti minyak mentah, karet, dan pertambangan lainnya. Sementara itu kawasan Asia Tenggara memiliki populasi 150 juta orang pada waktu itu. Xu Liping dari Akademi Ilmu Sosial berpendapat bahwa Jepang pada waktu itu sangat membutuhkan sumber daya alam dan sumber daya manusia Asia Tenggara untuk mendukung perang agresinya. Akibat perang melawan agresi yang dilancarkan rakyat Tiongkok, ditambah embargo minyak dan pembekuan keuangan yang dilakukan AS, kekuatan Jepang merosot drastis. Itulah sebabnya Jepang mengagresi ke Asia Tenggara untuk memperoleh sumber daya alam dan manusia.
Selain itu, Jepang mengagresi Asia Tenggara juga untuk menjadi pemimpin baru di kawasan itu. Sebelumnya Asia Tenggara adalah tanah jajahan Perancis, Inggris, Belanda dan AS. Jepang mengagresi Asia Tenggara juga untuk mendirikan orde baru dengan Jepang sebagai pusatnya.
Jelaslah militerisme dan fasisme merupakan sumber kejahatan Jepang dalam melancarkan perang yang pada akhirnya mengakibatkan kekalahan militerisme Jepang sendiri.