Jurubicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lu Kang hari ini mengumumkan, atas undangan Presiden Perancis Hollande dan Ketua Konferensi Paris Perubahan Iklim Fabias, Presiden Tiongkok Xi Jinping akan menuju Perancis untuk menghadiri kegiatan pembukaan Konferensi Paris Perubahan Iklim dari tanggal 29 hingga 30 bulan ini. Pemerintah Tiongkok pekan lalu mengemukakan Laporan Tahunan 2015 Kebijakan dan Aksi Tiongkok dalam Penanggapan Perubahan Iklim. Para pakar berpendapat, dalam Konferensi Paris Perubahan Iklim yang akan dibuka, pihak Tiongkok bersedia berdasarkan prinsip "kewajiban bersama tapi berbeda", prinsip adil dan prinsip kemampuan masing-msing bersama dengan berbagai pihak menjamin konferensi mencapai kesepakatan menurut rencana.
Pada bulan Juni lalu, pemerintah Tiongkok menyerahkan kepada Sekretariat Konvensi Kerangka Perubahan Iklim PBB dokumen kontribusi negara dalam penanggapan perubahan iklim dan dengan tegas mengemukakan bahwa emisi karbon diogsida pada sekitar tahun 2030 akan mencapai puncaknya dan perbandingan konsumsi energi non-petrokimia dalam energi satu kali pakai akan ditingkatkan sampai sekitar 20 persen, emisi karbon diogsida dalam GDP per unit pada tahun 2030 akan menurun 60 hingga 65 persen, dan jumlah penyimpanan hutan akan bertambah 4,5 miliar meter kubik daripada tahun 2005.
Dalam tahun-tahun belakangan ini, Tiongkok menaruh perhatian besar pada pembangunan peradaban ekolgi dan menganggapnya sebagai bagian penting dalam pembangunan modernisasi. Wakil Ketua Komite Pakar Perubahan Iklim Negara Tiongkok He Jiankun mengatakan, dalam Repelita ke-13 harus secara titik berat mendorong pembangunan sistem peradaban ekologi dan menjamin pola perkembangan ekonomi beralih ke tipe ramah lingkungan dan rendah emisi karbon
He Jiankun berpendapat, di atas dasar membangun saling percaya politik, masyarakat internasional hendaknya menaati serangkaian prinsip yang dicapai bersama sebelumnya ketika menanggapi perubahan iklim global.