PBB hari Selasa lalu (2/2) mengkonfirmasi bahwa Korea Utara telah memberitahu PBB terkait rencananya meluncurkan sebuah satelit pengamat bumi pada bulan ini. Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang mengecam tindakan Korut tersebut, serta menuntut pihak Korut membatalkan rencana peluncuran tersebut.
Wakil Menteri Keamanan Nasional Korsel Cho Tae-Yong kemarin dalam jumpa pers menyatakan, peluncuran satelit yang dilaporkan oleh Korut sebenarnya dalah peluncuran roket jarak jauh. Ia memperingatkan, tindakan Korut yang melaporkan rencana peluncuran satelit ketika masyarakat internasional sedang mendiskusikan sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap uji coba nuklir ke-4 Korut merupakan aksi provokatif terhadap masyarakat internasional.
Sekretaris Gedung Putih AS Josh Earnest dalam jumpa pers rutin mengatakan, masyarakat internasional berpendapat tindakan Korut kali ini sekali lagi merupakan aksi provokatif yang tidak bertanggung jawab.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby mengatakan, PBB harus memberlakukan serangkaian sanksi baru yang konprehensif dan keras terhadap Korut, serta mengintensifkan pelaksanaan keputusan sanksi terhadap Korut sekarang.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, Korut sebenarnya akan meluncurkan rudal. Ini telah melanggar keputusan DK PBB. Jepang akan bekerja sama dengan AS dan Korsel untuk menuntut Korut membatalkan rencana tersebut. Satelit tersebut akan melewati langit di atas kepulauan Okinawa, ini merupakan tantangan serius terhadap keamanan Jepang.