Seperti apa sih dua gagasan tersebut? "Made in China 2025" sepertinya dimaksudkan pengembangan industri manufaktur tradisional, rasanya jauh dari kehidupabn sehari-hari rakyat sipil; sedangkan "Internet plus" sepertinya dimaksudkan "baru", yaitu ideal baru, produk baru, jasa baru, perintisan dunia serba baru.
Akan tetapi, paham seperti di atas terhadap dua gagasan tersebut adalah tidak sempurna. Dalam rapat rutin Dewan Negara Tiongkok 27 Januari lalu, Perdana Menteri Li Keqiang memberikan penjelasan yang paling menyeluruh dan mendalam sejauh ini tentang dua gagasan tersebut. "Made in China 2025 plus Internet" sebenarnya dimaksudkan upaya gigih yang harus dikerjakan oleh ekonomi Tiongkok dalam proses transisi dari energi lama ke energi baru dewasa ini.
Tema forum ekonomi dunia Davos tahun adalah "Pengendalian Revolusi Industri Ke-4". Bagaimana mengenalikannya? Jerman mengajukan strategi "Industri 4.0", Amerika Serikat (AS), Korea Selatan dan negara-negara lain masing-masing mengajukan strategi masing-masing. Dalam pola ekonomi Tiongkok yang dikemas oleh Perdana Menteri Li Keqiang, perpaduan "Made in China 2025" dan "Internet plus" dimaksudkan justru "Revolusi Industri Ke-4".
Revolusi Industri pertama diwakili oleh mesin gas uap, yang kedua elektronisasi, yang ketiga industrialisasi dan informatisasi, diwakili oleh otomatisasi dan pengontrolan digital. Sedangkan yang keempat adalah "perpaduan informasi fisik", hakekatnya adalah "internet plus", antara lain yaitu big data, cloud computing dan internet of things ( IOT). Karena internet telah menyambungkan seluruh dunia, penelitian, pengembangan, desain, produksi dan pemasaran produk industri bisa langsung disambungkan dengan pasar integrasif dunia, dan berkomunikasi dengan para konsumen, yaitu C2B, supaya mewujudkan perkembangan hijau dengan ongkos rendah.
Ini merupakan arus perkembangan seluruh dunia, juga peluang bagi Tiongkok. Dalam satu tahun lebih yang lalu, Perdana Menteri Li Keqiang sekuat tenaga mendorong pelaksanaan dan perpaduan dua gagasan tersebut.
