Duta Besar Rusia untuk Korea Selatan (Korsel) Alexander Timonin hari Selasa (02/2) menyatakan, Rusia menentang penempatan sistem anti-rudal "THAAD" AS di Korsel, karena penempatan sistem itu akan mengganggu konfigurasi keamanan regional. Kepada media, Timonin mengatakan, masalah itu telah menarik perhatian besar Rusia. Rusia sedang dengan cermat mengamati kontak antara AS dan Korsel seputar masalah tersebut.
Yonhap News Agency melaporkan, AS sejak lama bermaksud menempatkan sistem anti-rudal THAAD di Korsel, dengan alasan untuk menjamin 27 ribu tentara AS di Korsel bebas dari ancaman senjata nuklir dan rudal Korea Utara (Korut). Sistem anti-rudal THAAD tidak membawa hulu ledak, ia menggunakan energi kinetik murni untuk membuat hantaman dan menghancurkan rudal balistik di dalam atau di luar atmosfer. Ini adalah bagian terpenting dalam sistem anti-rudal AS.
Setelah uji coba nuklir ke-4 yang dilakukan Korut pada bulan lalu, isu penempatan sistem anti-rudal "THAAD" kembali dibicarakan Korsel, ada yang berpendapat bahwa Korsel harus menempatkan sistem tersebut untuk menahan serangan rudal dari Korut.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel baru-baru ini menyatakan, pihaknya sedang membahas fungsi dan hasil militer sistem anti-rudal THAAD. Dikatakannya, penempatan sistem anti-rudal itu bermanfaat bagi Korsel untuk meningkatkan keamanan nasional. Itu adalah untuk pertama kalinya Korsel menyatakan pendirian positif atas penempatan sistem anti-rudal THAAD di negerinya.
Mengenai hal tersebut, Dubes Rusia untuk Korsel Timonin menyatakan, Rusia berpendapat penempatan sistem anti-rudal THAAD di Korsel tidak menguntungkan perdamaian maupun keamanan di Asia Timur Laut, juga tidak berguna untuk pemecahan masalah nuklir Semenanjung Korea. Maka Rusia menyerukan negara-negara terakit harus menahan diri dan tidak mengambil aksi militer berlebihan yang memancing ketegangan situasi.