Setelah berhenti selama beberapa tahun lamanya, satu-satunya jalan kereta api Kamboja kembali beroperasi sejak 30 April lalu. Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menumpangi kereta api dari ibukota Phom Phen ke lokasi wisata yang terkenal di Kota Sihanuk dan berjanji akan meneruskan perbaikan infrastruktur. Hun Sen melalui akun Facebook-nya menyerukan rakyat sedapat mugkin menggunakan layanan transportasi kereta api.
Direktur Eksekutif Pertama Perusahaan Perkerataapian Royal Kamboja, John Guiry mengatakan, hari ini adalah hari yang sangat penting bagi perkeretaapian Kamboja. Guiry memperkenalkan, jalan kereta api bagian selatan menghentikan layanan transportasi bagi penumpang pada 14 tahun dulu, dan transportasi kereta api untuk pengangkutan barang dihidupkan kembali beberapa tahun lalu. Selama 9-17 April tahun ini, jalan kereta api memulai percobaan transportasi bagi penumpang.
Jaringan jalan kereta api Kamboja berjarak 612 km, terdiri dari dua jalan, yang pertama adalah jalan bagian selatan yang merupakan nadi transportasi telah dihidupkan kembali pada April lalu, yang kedua adalah jalan bagian barat yang menghubungkan Phom Phen dan Kota Poipet, sebuah kota di perbatasan Thailand. Kedua jalur kereta api itu dibangun pada jaman penjajahan Perancis.
Pada Maret lalu, Hun Sen pernah mengatakan, pemerintah akan menyusun 6 rencana pekerjaan untuk mendorong pembangunan infrastruktur untuk mendukung transportasi, mendorong perkembangan ekonomi dan sosial, salah satunya adalah pemacuan kembali sistem perkeretaapian nasional untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga.
Ia mengatakan, Kamboja mendukung Bank Investasi Infrasruktur Asia dan Yayasan Jalan Sutera yang disponsori Tiongkok. Ini adalah sumber dana penting bagi Kamboja untuk memperbaiki infrastruktur.