Situasi ekonomi global masih terus menghadapi situasi serius. Terkena dampak unsur-unsur politik dan sosial, baik negara-negara maju maupun berkembang sama-sama menghadapi tantangan baru.
Menghadapi situasi demikian, masyarakat internasional perlu mencari solusinya. Ahli masalah internasional menunjukkan, KTT kelompok G-20 Hangzhou yang dijadwalkan pada September mendatang akan memainkan peranan penting dalam pendorongan pertumbuhan ekonomi dan perbaikan tata kelola ekonomi global (Global Economic Governance /GEG).
Pertama, ekonomi Barat menghadapi banyak masalah. Beberapa negara Barat telah menerapkan kebijakan moneter yang longgar dalam beberapa tahun terakhir, sehingga reformasi domestik berhenti dan ekonominya mengalami kesulitan.
Perkembangan ekonomi Inggris dan Jerman terpengaruh oleh masalah-masalah politik dan sosial dalam negeri. Inggris akan melakukan referendum mengenai nasibnya di Uni Eropa. Ketidakpastian hasil referendum itu telah mempengaruhi keyakinan masyarakat terhadap perkembangan ekonomi Inggris maupun Eropa secara keseluruhan. Krisis pengungsi merupakan masalah tersulit yang mengganggu ekonomi Jerman. Para analis berpendapat, ekonomi Jerman akan mengalami kegagalan lebih lanjut jika masalah pengungsi tidak ditangani secara tepat.
Ekonomi Amerika Serikat telah memasuki rel pemulihan yang mantap, namun hasil pemulihan itu belum memberikan manfaat bagi setiap kalangan sosial, bahkan pendapatan warganya telah menurun dan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin terus meningkat. Sementara itu, kelas menengah di negeri itu semakin menciut. Statistik menunjukkan, dalam 15 tahun terakhir, penghasilan keluarga AS terus menurun dan labor force participation rate telah anjlok hingga titik terendah dalam puluhan tahun terakhir. Taraf hidup untuk sebagian besar warga AS belum mengalami perbaikan. Oleh karena itu, prospek pertumbuhan berkelanjutan ekonomi AS pada masa mendatang tidak meyakinkan.
Menghadapi tantangan tersebut, masyarakat internasional harus melakukan restrukturisasi ekonomi dan meningkatkan pemerintahan ekonomi global. Untuk menjamin rasionalisasi pemerintahan ekonomi global, masyarakat internasional perlu mengusahakan titik singgung antara kepentingan masing-masing dan benar-benar menemukan solusi yang saling melengkapi dengan keunggulan masing-masing. Dalam hal ini, kelompok G-20 akan memainkan peranan penting.
Bhima Yudhistira Adhinegara, Peneliti INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) menunjukkan, G-20 akan membantu mendorong kerja sama perdagangan global. Indonesia khususnya berharap agar G-20 dapat mendorong penyelesaian masalah pagar rintangan perdagangan. Sementara itu, G-20 perlu mengusahakan pencapaian kebijakan ekonomi yang bersama untuk membantu negara-negara anggota G-20 menyelesaikan masalah ekonominya masing-masing, misalnya masalah inflasi minus yang dihadapi Jepang dan negara-negara Eropa. Selain itu, Bima juga mendesak negara-negara maju meningkatkan investasi langsung di negara-negara berkembang.
Para ahli berpendapat, Tiongkok adalah motor pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi dunia, sekaligus partisipan pemerintahan ekonomi global dan pemelihara ketertiban ekonomi dunia. KTT G-20 di Hangzhou nanti pasti akan mencapai kesepakatan penting.