Kemarin (3/5) adalah hari peringatan UUD Jepang. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam tahun ini berulang kali menyatakan harapannya agar dalam masa jabatannya merevisi UUD perdamaian yang dengan tegas menetapkan bahwa Jepang melepaskan hak berperang. Kemarin, 50 ribu warga Jepang berkumpul di Tokyo, menghimbau umum untuk mengingatkan pelajaran kejam perang, membela UUD dan tidak berperang untuk selama-lamanya. Sementara itu, 12 juta warga yang merupakan 10/1 penduduk Jepang sudah membubuhi tanda tangan, menuntut pembatalan undang-undang keamanan baru yang ternyata melanggar UUD. Para warga menyatakan akan berupaya mengumpulkan 20 juta tanda tangan.
Menghadapi pemilihan Senat yang segera akan diadakan, baik warga maupun politikus berpendapat bahwa menghalangi persekutuan berkuasa untuk memperoleh mayoritas hak pemungutan suara lebih dari 2/3 merupakan hal yang paling penting dalam tahun ini untuk memelihara UUD perdamaian. Kepala Partai Progresif Demokratis Jepang Katsuya Okada mengatakan, tujuan Perdana Menteri Shinzo Abe ialah memperoleh mayoritas lebih dari 2/3 dalam Senat, untuk selanjutnya memulai revisi UUD, yaitu merevisi pasal ke-9. Yang dia ingin peroleh bukanlah secara terbatas menjalankan hak bela diri kolektif, tetapi untuk tak terbatas menjalankan hak bela diri kolektif, pihaknya perlu bersatu padu untuk menghalanginya.