Dialog Strategi dan Ekonomi Tiongkok-AS ke-8 diadakan di Beijing pada 6 hingga 7 Juni. Sarjana AS berpendapat bahwa dialog kali ini diadakan tepat pada waktunya. Sebagai dua badan ekonomi terbesar di dunia, dialog tingkat tinggi antara Tiongkok dan AS membantu kedua pihak untuk dengan lebih baik meningkatkan saling percaya dan menghilangkan rasa curiga dalam rangka pemeliharaan stabilitas dunia.
Pada musim semi dan musim panas setiap tahun, ratusan pengusaha dan sarjana Tiongkok dan AS berkumpul di Beijing atau Washington untuk membahas rencana kerja sama dan mengontrol perselisihan. Karena jumlah pesertanya cukup besar, rombongan delegasi pernah disindir sejumlah tokoh AS sebagai sebuah rombongan sirkus. Direktur Pusat Thornton Institusi Brookings, sebuah think tank terkenal di AS, Dr. Li Cheng berpendapat bahwa, itu sepenuhnya menunjukkan dalamnya perpaduan dan luasnya kerja sama antara Tiongkok dan AS.
Ia mengatakan, ini adalah sebuah mekanisme yang sangat baik. Meski masih terdapat ruang yang dapat disempurnakan, namun mekanisme tersebut telah bertahan dalam waktu yang cukup panjang, ini membuktikan banyak hal. Dapat dilihat, sejumlah perselisihan telah dihindari dalam kerja sama ekonomi kedua pihak, baik di bidang ideologi, politik, maupun dalam urusan keamanan regional.
Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik Daniel Russel mengungkapkan, Dialog Strategi dan Ekonomi Tiongkok-AS itu bukanlah "Perjanjian Gentleman", kedua pihak selalu mengadakan diskusi secara terus terang dan mendalam mengenai sejumlah isu sensitif. Dialog yang mendalam itu meski tak pernah diungkapkan kepada dunia luar, namun memainkan peranan yang sangat penting bagi kedua pihak untuk menambah saling pengertian dan menghindari lepas kendalinya situasi.
Ia mengatakan, inilah salah satu rahasia antara AS dan Tiongkok dalam menangani dan mengontrol masalah. Kedua pihak mampu menghindari bentrokan dan melepaskan diri dari situasi zero-sum dan konfrontasi pada masa Perang Dingin.
Tahun ini bertepatan dengan tahun pemilu di AS, sejumlah calon mencoba untuk mengusik hubungan Tiongkok-AS. Namun, Li Cheng menyatakan yakin bahwa Tiongkok dan AS membutuhkan dialog tingkat tinggi itu untuk menghindari kesalahpahaman dan kesalahan keputusan. Justru seperti ketika dialog pertama diadakan di Washington pada 8 tahun yang lalu, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan Menteri Keuangan Timothy Geithner ketika itu sebagai utusan khusus Presiden AS Barack Obama dalam artikel bersama mengatakan, jarang ada masalah global yang dapat diselesaikan hanya dengan mengandalkan Tiongkok atau AS, dan juga jarang ada masalah seperti itu dapat diselesaikan tanpa kerja sama antara Tiongkok dan AS.