Menteri Pariwisata Indonesia Arief Yahya kemarin sore (22/9) mengunjungi Markas Besar Baidu di Beijing, Tiongkok. Selama hampir lima jam berkunjung di sana, Arief lebih percaya bahwa dengan cara-cara korporasi dan Go Digital, Indonesia dapat mengejar target 20 juta wisman tahun 2019 yang diajukan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo, dan 50%-nya didapat dari outbound China, yang tahun 2015 sudah menembus 120 juta itu.
Baidu yang biasa disebut Google nya China itu sanggup meng-create banyak program yang ujungnya mempromosikan destinasi wisata Indonesia dari hilir ke hulu. Dari branding, advertising sampai ke selling. Menurut International Business Development Director Baidu Richard Lee, angka 10 juta di 2019 itu sangat mungkin dicapai. Contohnya Thailand yang juga sudah bekerjasama dengan Baidu. Tahun 2015 ini sudah 8 juta, tahun 2016 ini akan tembus 10 juta wisman Tiongkok ke Thailand.
Indonesia memang masih belum menjadi top 10 of mind para wisman Tiongkok. Nomor satu masih ke Hongkong 45,8 juta, lalu nomor dua Macau 20,4 juta, nomor tiga Thailand 7,93 juta, nomor empat Korea Selatan 6 juta. Nomor lima ke Jepang dengan 4,9 juta. Nomor enam Taiwan 4,2 juta, nomor tujuh USA sebesar 2,6 juta, nomor delapan Prancis 2 juta wisman, nomor sembilan Singapore dengan 1,8 juta dan ke-sepuluh Jerman 1,3 juta. Posisi Indonesia masih di bawah itu, 1,2 juta atau 1 persen dari seluruh outbound China.
Pada akhirnya Arief Yahya menyatakan, pemerintah Indonesia juga ingin pariwisata sebagai entry point untuk membangun hubungan rakyat antara Indonesia dan Tiongkok, yang memberi peluang untuk bekerjasama di bidang perdagangan dan investasi, setelah pariwisata.