Pemerintah Singapura hari Sabtu lalu (24/9) secara resmi mengumumkan dicanangkannya rencana jaminan keamanan nasional, yang merupakan rencana aksi tanggapan darurat anti-teror besar-besaran yang dilaksanakan di seluruh negeri. Rencana tersebut merupakan bagian penting dalam penerapan anti-teror Singapura secara menyeluruh, dan juga merupakan sebuah kebijakan anti-teror terbaru yang diambil Singapura, yang selalu memandang penting usaha anti-teror dan pemeliharaan kestabilan sosial.
Upacara peresmian dihadiri oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan beberapa menteri lainnya. Berdasarkan rencana tersebut, pemerintah pertama-tama harus menjamin sedikitnya satu orang dalam setiap keluarga mengetahui bagaimana mengidentifikasi orang dan barang yang mencurigakan, sehingga dapat memberikan reaksi tepat pada waktunya ketika menghadapi serangan teroris dan peristiwa darurat demi menjamin keselamatan jiwa dirinya dan sanak keluarganya.
Lee Hsien Loong menyatakan, Singapura benar-benar menghadapi ancaman teroris. Meski pemerintah telah mengadakan persiapan di berbagai bidang, rakyat seharusnya tidak panik dan secara berani menghadapi ancaman teroris. Dalam usaha anti-teroris, rakyat Singapura harus memainkan peranan penting. Ia menghimbau agar segenap warga negara bersatu padu menghadapi peristiwa darurat yang mungkin terjadi.
Singapura kini memang menghadapi ancaman serangan teroris. Pada bulan lalu, sejumlah teroris asal Indonesia berencana menembakkan roket dari Pulau Bintan ke daerah pesisir Singapura. Singapura selalu merupakan negara Asia Tenggara yang paling mementingkan keamanan di dalam negerinya dan selalu siaga untuk menghadapi serangan teroris. Lee Hsien Loong pernah memperingatkan, Singapura akan menghadapi serangan teroris, dan ini hanyalah masalah waktu.
Seiring dengan semakin seriusnya situasi ancaman teroris global, Singapura telah mengadakan serangkaian pengaturan anti-teroris dalam beberapa tahun ini. Dilihat dari sekarang. Singapura telah mengadakan persiapan di beberapa bidang, antara lain: Pertama, Singapura mengintensifkan pembangunan pasukan kepolisian dan membentuk tim anti-teroris profesional yang menerima berbagai latihan khusus dan dilengkapi senjata yang canggih. Kedua, Singapura mementingkan jaminan keamanan di lokasi publik, telah telah memasang lebih banyak kamera pengintai di tempat-tempat yang padat penduduk seperti perumahan, lapangan parkir dan pusat kota. Singapura juga menyusun undang-undang yang menetapkan penyelenggaraan kegiatan besar-besaran harus bertanggung-jawab terhadap keselamatan partisipan. Ketiga, Singapura sebagai negeri kecil aktif meningkatkan kerja sama anti-teroris dengan negara-negara tetangga, khususnya Malaysia dan Indonesia dalam rangka membendung terorisme di luar gerbangnya.
Akan tetapi, Singapura paling mementingkan pendidikan anti-teror kepada warga negaranya. Dicanangkannya rencana jaminan keamanan nasional kali ini boleh dikatakan sebagai sebuah percobaan penting di bidang tersebut. Pemerintah Singapura menyadari bahwa bagaimanapun besarnya upaya yang dilakukan, kemampuan pemerintah tetap terbatas. Memobilisasi segenap rakyat ikut serta baru dapat menghantam kekuatan teroris secara semaksimal mungkin. Maka, boleh dikatakan konsep "perang anti-teroris rakyat" selalu memainkan peranan yang paling penting dalam strategi anti-teroris Singapura.