Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe hari Kamis lalu (1/12) telah bertemu dengan Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam yang sedang berkunjung di Jepang. Pemimpin kedua negara menyatakan, Jepang dan Singapura akan berusaha bersama mendorong tercapainya TPP. Akan tetapi, Donald Trump yang baru dipilih sebagai Presiden Amerika Serikat sebelumnya menyatakan, setelah menjabat sebagai Presiden AS, dirinya akan menandatangani sebuah pernyataan untuk mundur dari TPP.
Sejauh ini, Jepang dan Singapura telah dengan aktif mendorong TPP dalam negeri masing-masing. Menurut Harian Lianhe Zaobao, Singapura akan memperbaiki hukum untuk melaksanakan TPP pada tahun depan, sementara Majelis Rendah Jepang telah meluluskan TPP, sedang diperiksa oleh Majelis Tinggi.
Menurut media Jepang, TPP adalah tonggak strategis pertumbuhan ekonomi Jepang bagi Shinzo Abe. Kalau tidak diberlakukan, dasar "Ilum Ekonomi Shinzo Abe" akan runtuh, maka Jepang tidak ingin AS mundur diri dari TPP.
Selain itu, bagi Jepang, TPP tidak hanya dapat menyelesaikan masalah pengintegrasian ekonomi regional, tetapi juga dapat meningkatkan daya pengaruh dan hak bicara Jepang di masyarakat internasional. Inilah serangkian patokan internasional yang diikut oleh Jepang dalam proses penyusunan.
Sementara Singapura terus berupaya mendorong TPP karena negara itu sangat bersandar pada perdagangan dengan luar negeri.
Maka, apakah Jepang dan Singapura dapat menyelamatkan TPP? Pada Februari tahun ini, AS, Jepang, Singapura, Brunei, Malaysia, Vietnam, dan totalnya 12 negara menandatangani TPP. Berdasarkan persetujuan yang dicapai berbagai negara sebelumnya, kalau ke-12 negara itu tak dapat menyelesaikan proses pengesahan dalam negeri masing-masing dalam dua tahun setelah TPP ditandatangani, maka TPP baru dapat diberlakukan kalau terdapat enam negara meluluskan persetujuan ini dalam negeri mereka, dan PDB keenam negara tersebut harus mencapai 85 persen dalam jumlah total PDB ke-12 negara. Namun, PDB AS telah menduduki 60,4 persen dalam jumlah total PDB ke-12 negara tersebut. Ini berarti kalau AS tidak berpartisipasi dalam TPP, persetujuan itu tak akan diberlakukan secara resmi.
Jadi apakah Trump akan mengubah keputusannya? Kemungkinan ini juga ada. Jepang dan Singapura bersama mendorong TPP, justru bertujuan untuk mewujudkan kemungkinan ini.
Namun dilihat dari situasi sekarang, pendirian Trump untuk mundur dari TPP masih tegas. Pada satu pihak ini disebabkan antipatinya terhadap perdagangan bebas. Pada pihak lain karena ia terus-menerus berkomitmen akan mencari kembali pekerjaan untuk warga AS dan akan menghentikan TPP dalam kampanye pemilu. Ia mengharap dirinya dapat mewujudkan komitemen kompanye dan memperlihatkan kepercayaan kampanye.
Jika pemerintah Trump benar-benar memutuskan untuk mundur dari TPP akhirnya atau dikemukakan pengaturan yang besar, apakah TPP masih bisa berlaku? Menurut Berita Ekonomi Jepang, sudah ada anggota TPP yang mengemukakan rancangan pengaturan, agar TPP bisa secepat mungkin berlaku tanpa AS.