Sidang tahunan 2017 Forum Ekonomi Dunia (WEF) diadakan di Davos, Swiss, pada 17 Januari. Presiden Tiongkok, Xi Jinping menghadiri upacara pembukaan dan memberikan keynote speech. Pandangan dan pendirian yang dipaparkan dalam ceramah Presiden Xi Jinping itu telah mendapat pengakuan dan tanggapan luas dari para hadirin berbagai negara.
Akademisi Amerika, Catherine Watters Sasanuma sangat menghargai ide komunitas senasib-sepenanggungan global yang diajukan oleh Presiden Xi Jinping. Ia berpendapat, saat ini banyak negara khususnya Amerika ingin mundur dari garis depan dan nasionalisme mengalami kebangkitan, Presiden Tiongkok Xi Jinping secara tegas menyatakan bahwa seluruh dunia sebagai satu kesatuan ekonomi hendaknya melakukan upaya bersama.
Rektor Lee Kuan Yew School of Public Policy, Prof. Kishore Mahbubani mempunyai pendapat yang sama. Ia mengatakan, Presiden Tiongkok, Xi Jinping telah melukiskan sebuah visi yang terbuka dan inklusif. Itu tidak hanya menguntungkan Tiongkok tapi juga seluruh dunia. Pernyataan itu terbalik dengan perkataan Presiden Amerika, Donald Trump yang selalu berkali-kali menekankan keadidayaan Amerika. Akan tetapi, Tiongkok menyatakan ingin bertumbuh bersama dengan negara lain. Ini sangat luar biasa.
Dibandingkan dengan para akademisi, tokoh-tokoh dari kalangan perusahaan menaruh lebih banyak harapan kepada Tiongkok. Direktur Jenderal WI Harper Group Amerika, Peter Liu telah 12 kali menghadiri Forum Davos. Ia berpendapat, ceramah Presiden Xi Jinping mengirimkan sinyal yang sangat positif kepada dunia, maka masyarakat internasional bersikap optimis terhadap perkembangan Tiongkok ke depan.
Peter Liu menyatakan, meskipun arah politik Amerika mempunyai banyak ketidakpastian, tapi Amerika harus bekerja sama dengan Tiongkok. Dikatakannya, WI Harper Group sudah lama memasuki pasar Tiongkok dan mengharapkan ke depan dapat terus memanfaatkan peluang perkembangan Tiongkok.