Tanggal 19 Februari 2017 adalah peringatan 20 tahun wafatnya almarhum Deng Xiaoping, perancang utama reformasi dan keterbukaan Tiongkok. Pada akhir tahun 1970-an, Tiongkok memulai proses reformasi dan keterbukaan terhadap dunia luar dengan dipimpin oleh Deng Xiaoping. Reformasi yang sempat menghebohkan dunia tersebut tidak hanya memungkinkan Tiongkok mencapai kebangkitan ekonomi, tapi juga membantu Tiongkok melangkah ke panggung dunia. Kehidupan dan nasib 1,3 miliar jiwa rakyat Tiongkok pun berubah sejak itu.

Tahun ini genap 20 tahun wafatnya Deng Xiaoping, namun namanya tetap sering dibicarakan rakyat Tiongkok. Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam pidatonya dalam peringatan hari ulang tahun ke-110 Deng Xiaoping pada tahun 2014 menyatakan: " Peringatan terhadap Deng Xiaoping adalah untuk belajar dari keberanian dirinya dalam melakukan inovasi di dunia politik. Inovasi selalu menjadi gaya kepemimpinannya yang tegas, sekaligus merupakan kewajiban historis bagi Partai Komunis Tiongkok."

Pada tahun 1978, Deng Xiaoping terpilih sebagai "Man of the Year" majalah Time. Majalah Time menjelaskan keputusannya sebagai berikut: "Deng Xiaoping menjadi Man of the Year karena beliau membuka pintu Tiongkok kepada dunia, sehingga Tiongkok dapat melangkah ke dunia , sekaligus memungkinkan dunia mendekati Tiongkok."

Wakil Rektor Akademi Diplomasi Tiongkok, Profesor Wang Fan menyatakan, Deng Xiaoping mengambil keputusan reformasi dan keterbukaan dengan berlandaskan pada teorinya mengenai perdamaian dan perang. Deng Xiaoping berpendapat, perdamaian dan pembangunan akan menjadi topik utama zaman sekarang dan ini merupakan gagasan diplomatik terpenting Deng Xiaoping.

Kebijakan reformasi dan keterbukaan yang diinisiatifkan oleh Deng Xiaoping telah dilaksanakan selama hampir 40 tahun di Tiongkok. Walaupun Tiongkok sudah mencapai kemajuan signifikan di banyak bidang, namun Tiongkok masih berada di tengah proses reformasi dan akan terus dilaksanakan.