Sebagai kekuatan ekonomi kedua terbesar di dunia, Tiongkok menetapkan target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 6.5%. Li Keqiang berpendapat, target ini tidak rendah karena volume ekonomi Tiongkok cukup besar, jadi sangat mudah untuk mewujudkan target ini. Dia berjanji tingkat kontribusi Tiongkok terhadap ekonomi dunia tidak akan rendah.
Tiongkok adalah negara yang mempunyai cadangan devisa yang terbesar di dunia. Li Keqiang mengatakan, cadangan devisa Tiongkok cukup untuk membayar kebutuhan impor dan pelunasan hutang jangka pendek, jauh lebih tinggi daripada standar internasional. Sementara itu, dia menekankan, Tiongkok tidak berharap meningkatkan ekspor dengan devaluasi, juga tidak berharap terjadi perang perdagangan. Kurs RMB akan dipelihara pada level stabil. Diungkapkannya, Tiongkok siap melaksanakan transaksi obligasi antara Hongkong dan daratan, untuk mengizinkan dana asing membeli obligasi daratan Tiongkok di luar wilayah negara tersebut.
Li Keqiang mengatakan, selama empat tahun terakhir, ekonomi Tiongkok terpelihara stabil dengan laju pertumbuhan menengah dan cepat, sehingga mencipatakan lebih dari 50 juta lebih lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, perdebatan mengenai Hard Landing ekonomi Tiongkok seharusnya tidak perlu diteruskan.
Dalam jawaban atas pertanyaan wartawan Lianhezaobao Singapura, dan berbicara mengenai tantangan terbesar yang dihadapi pemerintah Tiongkok kini, PM Li Keqiang terus terang bahwa yang paling sulit adalah memperdalam reformasi. Dinyatakannya, tak peduli hambatan apapun yang dihadapi, pemerintah Tiongkok akan terus mendorong reformasi agar rakyat mendapat manfaat yang sesungguhnya.
PM Li Keqiang juga mengungkapkan informasi penting mengenai konsultasi antara Tiongkok dan AS terkait pertemuan antara pemimpin kedua negara. Dia menerangkan bahwa Tiongkok optimis terhadap hubungan antara Tiongkok dan AS meskipun kini kedua negara mempunyai pendapat yang berbeda mengenai lapangan kerja, kurs dan lain-lain.