Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang kemarin (22/3) malam tiba di Canberra dan memulai kunjungan resmi di Australia. Sekali lagi PM Tiongkok berkunjung ke Australia selama 11 tahun, maka mempunyai arti penting. Kunjungan Li Keqiang ke Australia belakangan ini menjadi titik panas yang mengundang perhatian opini Australia. Para ahli dan sarjana Australia berpendapat, kunjungan Li Keqiang akan menginjeksi daya penggerak baru bagi hubungan kedua negara.
Sebelum menuju Australia, Perdana Menteri Li Keqiang menurunkan artikel di harian The Australian yang berjudul: Mendorong Kemajuan Hubungan Tiongkok-Australia. Li Keqiang dalam artikelnya menunjukkan, kunjungannya bertujuan untuk mengadakan diskusi dengan pihak Australia mengenai masalah yang dihadapi di bawah latar belakang bertambahnya ketidakpastian dan kekurangan arah kemajuan di dunia sekarang ini. Ia menyatakan harapan agar kedua pihak dapat menjadikan tantangan zaman sebagai peluang sejarah melalui kunjungannya, menyumbangkan daya penggerak untuk kemajuan hubungan bilateral bahkan dunia. Harapannya justru merupakan pandangan yang didukung oleh para ahli dan sarjana Austrlia yang menaruh perhatian pada hubungan kedua negara.
Tahun ini adalah genap 45 tahun penggalangan hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Australia. Kini, pertukaran dan kerja sama antara kedua pihak di berbagai bidang semakin mendalam dan meluas dari pada sebelumnya, sedangkan kunjungan Li Keqiang berpengharapan menyediakan peluang baru bagi kerja sama mendalam di bidang-bidang ekonomi, perdagangan, politik dan masyarakat. Opini Australia pada umumnya berpendapat, masalah ekonomi dan perdagangan merupakan titik berat dalam kunjungan Li Keqiang. Tiongkok maupun Australia sedang mengalami transformasi ekonomi yang penting, hal tersebut akan membawa peluang baru bagi kerja sama kedua pihak di bidang-bidang industri jasa, inovasi dan investasi.