Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lu Kang dalam konferensi pers kemarin (19/4) di Beijing menyatakan harapan agar pihak AS mengatur kembali kebijakan pengawasan ekspor terhadap Tiongkok, menyediakan syarat untuk mengatasi defisit perdagangan.
Penelitian Yayasan Perdamaian Internasional Carnegie belakangan ini menunjukkan, kebijakan pengawasan ekspor terhadap Tiongkok merupakan salah satu penyebab utama yang mengakibatkan defisit perdagangan antara Tiongkok dan AS, ekspor laten AS terhadap Tiongkok yang berskala telah mengalami blokade karena kebijakan pengawasan ekspor. Mengenai hal tersebut, Lu Kang menegaskan, jalan efektif bagi kesejahteraan rakyat kedua negara adalah meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan, membuat kue kepentingan bersama yang lebih besar.
Juru bicara tersebut mengatakan pula, pihak Tiongkok tidak sengaja mengejar surplus perdagangan, bersedia memperluas impor dari AS berdasarkan permintaan pasar domestik. Pihak AS diharapkan mengatur kembali kebijakan pengawasan ekspor terhadap Tiongkok yang sudah ketinggalan zaman, menciptakan syarat untuk mengatasi defisit. Pihak Tiongkok bersedia bersama dengan pihak AS untuk memperluas kerja sama pragmatis di berbagai bidang di atas dasar saling menghormati, kerja sama dan saling menguntungkan sesuai dengan kesepahaman yang dicapai oleh kedua kepala negara di Mar-a-Lago, secara layak menangani perselisihan ekonomi dan perdagangan melalui dialog dan konsultasi, memelihara perkembangan sehat dan stabil hubungan ekonomi dan perdagangan antara kedua negara.