Film dokumenter yang patut dipuji ini berjudul
Pemeran utama dalam episode pertama ialah Nenek Yangbailiang yang berusia 91 tahun. Sejak usia 13 tahun beliau mulai membuat barang-barang tembikar dan 70 tahun sudah berlalu sejak itu. Ketrampilan kerajinan tradisional Etnis Li yang sudah bersejarah 6000 tahun telah diwarisi sampai masa kini.
Ibu Yangbailiang tinggal di se buah rumah tanah yang kuno dan sederhana, berbaju tradisional Etnis Li. Dialah menghidupkan keluarga hanya dengan berbagai barang tembikar yang dibuat dengan cara kuno.
Selanjutnya, semangat apa yang akan dicerminkan melalui Sutra Shu (asli asal Sichuan), Baju Dinasti Han dan Barang Lakuer?
Seandainya memilih sesuatu, Seharusnya Lakukan Panjang Umur. Ini adalah pilihan para pengrajin. Dalam episode 2, akan diperkenalkan ahli Sutra Shu, He Bin. Selama 30 tahun ini, dia selalu hidup berdampingan dengan sutra Shu, lukisan sutra yang indah berangsur-angsur jadi barang jadi dengan buatan dia.
He Bin masih mementingkan penataran ketrampilan ini kepada siswa-siswa. "Yang saya lakukan sekarang, justru bertujuan para generasi muda cepat berdewasa dan dapat melindungi dan mewarisi ketrampilan pembuatan Sutra Shu". Dikatakannya.
Dalam film documenter yang berdurasi belasan menit ini, para penonton dapat melihat kegairahan para ahli yang setulus-tulusnya. Talenda mereka bagaikan akar, keguguhannya bagaikan batang, supaya semangat pengrajin berkembang menjadi sebuah pohon raksasa, dengan demikian memberikan kecernihan dan kecintaan kepada zaman sekarang yang penuh implusif.