Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ke-2 BRICS dengan Tiongkok sebagai negara ketua BRICS kemarin (19/6) digelar di Shanghai. Kementerian Keuangan Tiongkok berpendapat, pertemuan Shanghai itu telah mencapai hasil yang luar biasa, dan juga telah melakukan persiapan keuangan untuk KTT BRICS yang akan digelar di Xiamen.
Tiongkok adalah ketua negara BRICS tahun 2017.
Pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral BRICS di Shanghai telah mencapai 9 kesepakatan. Yang pertama adalah, terus mendorong maju Bank Pembangunan Baru (NDB), yang berfungsi sebagai platform kerja sama penting bagi para anggota BRICS.
NDB adalah hasil pragmatis yang terpenting di bidang keuangan bagi negara-negara BRICS. Selama 2 tahun beroperasi, NDB telah memberikan dukungan kepada 7 proyek dengan nilai kredit sebesar US$ 1,555 miliar, dan juga telah sukses menerbitkan surat utang hijau senilai 3 miliar Yuan Renminbi pada periode pertama.
Kerangka kerja sama Public Private Partnership (PPP) telah membangun fondasi kokoh untuk kerja sama PPP BRICS, para anggota BRICS juga berpendapat bahwa meningkatkan kerja sama di bidang PPP adalah salah satu hal yang harus diperkuat di masa depan.
Anggota BRICS pada umumnya memiliki kebutuhan besar dalam bidang perbaikan layanan publik serta infrastruktur dasar. Akan tetapi terdapat level PPP yang berbeda pada setiap negara, dan juga belum terbentuk mekanisme komunikasi kerjasama terkait. Maka sebagai ketua negara BRICS, Tiongkok akan giat mendorong kerja sama BRICS di bidang PPP.
Hasil-hasil pertemuan kali ini juga termasuk: menekankan peningkatan koordinasi kebijakan ekonomi makro, mendorong pertumbuhan ekonomi BRICS dan dunia; berkomitmen memperdalam kerja sama keuangan G20; setuju meyusun keseragaman standar akuntansi dan audit; melakukan pertukaran mata uang, memperkuat komunikasi dan koordinasi kerjasama kliring mata uang, investasi mata uang langsung dan kerjasama moneter lainnya, menyempurnakan sistem koordinasi perpajakan internasional, meningkatkan kerja sama anti cuci uang dan anti keuangan terorisme demi memelihara keamanan sistem moneter negara-negara BRICS.