Juru bicara Kementrian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang dalam jumpa pers kemarin (23/6) menyatakan, masalah Semenanjung Korea kini berada pada saat krusial. Masyarakat internasional hendaknya memegang segala peluang untuk memulihkan perundingan damai agar masalah nuklir Semenanjung Korea dapat sedini mungkin kembali ke rel penyelesaian yang tepat.
Dilaporkan, Duta Besar Korea Utara untuk India belum lama yang lalu mengatakan, apabila permintaan Korea Utara dipenuhi, maka Korea Utara akan menghentikan percobaan senjata nuklir dan melakukan perundingan. Permintaan utama Korea Utara adalah AS dan Korea Selatan menghentikan latihan militer besar-besaran. Dalam kondisi demikian, Korea Utara sewaktu-waktu dapat melakukan dialog dengan AS tanpa prasyarat apa pun. Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan, Korea Utara tahu apa yang harus dilakukannya sebelum memulihkan kontak dengan AS,yakni denuklirisasi.
Menanggapi hal itu, Geng Shuang mengatakan, Tiongkok menyambut dan mendukung semua pikiran dan usulan yang bermanfaat bagi peredaan ketegangan dan konfrontasi serta peningkatan komunikasi dan kepercayaan demi pemulihan dialog dan penyelesaian masalah nuklir Semenanjung Korea secara tuntas.
Sementara itu, penasehat Presiden Korea Selatan mengatakan kepada media bahwa Korea Selatan perlu menunjukkan sikap yang lebih luwes dalam masalah nuklir Korea Utara karena Korea Utara melakukan percobaan senjata nuklir karena merasa terancam. Jika Korea Selatan dan AS memperkecil skala latihan militer dan mengambil sikap menahan diri dalam penempatan senjata strategis tentara AS, maka hal itu akan membantu meredakan ketegangan situasi saat ini. Menanggapi perkataan tersebut, Geng Shuang menyatakan, baru-baru ini berbagai pihak terkait telah menyampaikan sejumlah sinyal yang positif, hal itu mempunyai arti positif bagi peredaan ketegangan situasi Semenanjung Korea dan penyelesaian masalah melalui perundingan.