Kongres Nasional ke-19 Partai Komunis Tiongkok (PKT) akan dibuka di Beijing pada tanggal 18 Oktober mendatang. Kepala Institut Asia Timur Universitas Nasional Singapura Zhen Yongnian dalam sebuah wawancara membicarakan pandangannya tentang prestasi pembangunan Tiongkok.
Pembangunan masyarakat sejahtera yang moderat yang digalakkan Tiongkok sedang berada pada tahap krusial, selain itu, pembangunan sosialis yang berciri khas Tiongkok juga tengah berada pada periode penting. Zhen Yongnian mengatakan dirinya setuju dengan pemaparan tersebut.
"Selama beberapa tahun ini, semua orang mengatakan ekonomi Tiongkok sejak Kongres ke-18 PKT mulai menurun, tapi semua orang harus ingat bahwa penurunan ekonomi Tiongkok adalah hal yang wajar, karena mustahil terus mempertahankan pertumbuhan yang begitu tinggi. Tapi prestasi terbaik Tiongkok selama beberapa tahun ini ialah penurunan ekonominya stabil." Demikian dikatakan Zhen Yongnian.
Melalui upaya sendiri, Tiongkok berhasil menemukan jalan yang dapat membuat negara menuju ke arah modernisasi.
Zhen Yongnian berpendapat, apakah kecerdasan Tiongkok dan konsep Tiongkok dapat menyelesaikan masalah umat manusia, kuncinya terletak pada apakah pengalaman yang dimiliki Tiongkok dapat diduplikasi oleh negara-negara lain. Ia mengatakan, pola Tiongkok tidak mungkin dapat diduplikasi secara mentah-mentah oleh negara lain, juga bukan untuk menggantikan pola Barat, tapi pengalaman pembangunan Tiongkok patut dipelajari oleh negara-negara lain.
Dikarenakan berbagai faktor, misalnya faktor ideologi, masyarakat Barat selalu mengkritisi pola Tiongkok, namun apakah pengalaman Tiongkok patut dipromosikan dan dijadikan referensi, hal ini tidak berkaitan dengan ideologi, tapi lebih bergantung pada apakah pengalaman Tiongkok tersebut mengandung relevansi.
Ia mengatakan, pola Tiongkok bukan direkayasa oleh Tiongkok sendiri, melainkan sebuah hasil yang dilatarbelakangi oleh globalisasi ekonomi dan regionalisasi ekonomi. Sehingga, pola Tiongkok sendiri telah menyerap banyak pengalaman yang berguna dari negara-negara lain, dan ini menunjukkan bahwa pola Tiongkok ada kaitannya dengan negara lain di dunia.
Zhen Yongnian berpendapat, ketika mempelajari pengalaman Tiongkok, negara-negara lain hendaknya mengutamakan diri sendiri, menyerap pengalaman pembangunan berbagai negara termasuk Tiongkok, ini barulah pola Tiongkok dalam arti sesungguhnya. Jika pola pembangunan seperti ini dapat diterima dan diakui semakin banyak negara, maka ini akan menjadi sumbangan terbesar Tiongkok bagi penyelesaian masalah umat manusia.