NLD Myanmar: Pertahankan Cita-cita Awal dan Belajar dari Pengalaman Tiongkok
  2017-12-13 11:18:52  CRI

Dialog Tingkat Tinggi PKT dengan Partai Politik Dunia digelar di Beijing belum lama yang lalu. Pertemuan tersebut dihadiri sejumlah pemimpin dari berbagai parpol di dunia, termasuk Menteri Senior Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang juga adalah Ketua Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Myanmar. Aung San Suu Kyi dalam pidatonya menyebutkan bahwa setiap partai politik pasti mempunyai visi sendiri, tapi targetnya sama, yakni mengusahakan perbaikan kehidupan rakyat. NLD mempunyai cita-cita awal yang sama dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT), yakni mengupayakan kebahagiaan bagi rakyatnya.

Berbeda dengan partai-partai oposisi yang selalu memprioritaskan "demokrasi" dan "kebebasan" untuk menarik suara mendukung, partai berkuasa di negara mana pun harus benar-benar berupaya menyelesaikan masalah fundamental yang dihadapi masyarakat, dengan demikian, dia baru dapat mempertahankan posisinya sebagai partai berkuasa. Dulu negara-negara Barat memuji Aung San Suu Kyi sebagai aktivis demokrasi, namun dalam penyelenggaraan pemerintahan, Myanmar malah sulit mendapat dukungan dana atau teknologi dari mereka.

Saat ini kerja sama Myanmar dengan Tiongkok terasa semakin penting. Setelah NLD naik panggung, sejumlah analis pernah meramalkan bahwa hubungan Myanmar-Tiongkok akan menjadi "renggang" walaupun kedua negara adalah tetangga. Akan tetapi, setelah NLD berkuasa, Aung San Suu Kyi sudah tiga kali berkunjung ke Tiongkok. Sementara itu, Presiden U Htin Kyaw satu kali berkunjungan ke Tiongkok dan Panglima Tentara Nasional Myanmar Min Aung Hlaing dua kali berkunjung ke Tiongkok. Itu berarti Tiongkok adalah negara yang paling sering dikunjungi pemimpin Myanmar. Perkembangan hubungan kedua negara telah lolos dari ujian perubahan politik di Myanmar. Meningkatkan kerja sama dan komunikasi dengan Tiongkok telah menjadi sebuah kesepakatan bagi pemerintah maupun pihak oposisi Myanmar.

Dalam penyelesaian masalah kerujukan nasional Myanmar, Tiongkok memainkan peranan yang tak tergantikan. Keberhasilan penyelenggaraan Konferensi (Pinlon) Panglong Abad 21 kedua justru berkat upaya Tiongkok sebagai penengah. Konferensi tersebut dihadiri perwakilan dari 7 kekuatan daerah, termasuk Tentara Aliansi Demokratis Nasional Myanmar (TADNM) di Kokang dan Tentara Pembebasan Rohingya Arakan. Para hadirin di konferensi itu mencapai kesepakatan tentang 37 item dari 45 item yang menjadi topik pembahasan. Mengenai pengungsi Rohingya, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi secara khusus mengajukan gagasan tiga tahap tentang penyelesaian masalah tersebut di sela-sela kunjungannya ke Myanmar dan Bangladesh belum lama yang lalu. Usulan yang diajukan Wang Yi mendapat tanggapan positif dan pujian dari berbagai pihak Myanmar dan Bangladesh.

Di bidang ekonomi, Tiongkok selalu menjadi mitra perdagangan terbesar bagi Myanmar. Volume perdagangan bilateral adalah sebanyak 40 persen dari volume total perdagangan Myanmar dengan luar negeri. Tiongkok secara aktif memberikan bantuan ekonomi, dukungan teknologi dan jaminan tenaga ahli. Tiongkok mendukung Myanmar berpartisipasi dalam pelaksanaan inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan serta pembangunan Koridor Ekonomi Tiongkok-Myanmar-Bangladesh-India. Tiongkok telah mengajukan usulan tentang pembangunan Koridor Ekonomi Tiongkok-Myanmar, tujuannya adalah membantu berbagai daerah di Myanmar mewujudkan perkembangan yang seimbang. Kini usulan Tiongkok telah mendapat tanggapan positif pihak Myanmar.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040