Dua orang tewas dan ratusan rumah rusak akibat gempa 6,9 skala Richter yang mengguncang wilayah selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat (17/12) malam.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran pers, Sabtu (16/12) mengatakan bahwa data sementara yang dihimpun Pusdalops BNPB berdasarkan laporan BPBD, dampak gempa bumi terdapat 2 orang meninggal dunia, 7 orang luka, 43 rumah rusak berat dan roboh, 65 rumah rusak sedang, 10 rumah rusak ringan, dan beberapa bangunan publik mengalami kerusakan.
Sutopo mengatakan, dua korban yang meninggal dunia terdiri dari seorang warga Ciamis, Dede Lutfi, dan satu warga Pekalongan, Aminah. Kedua korban meninggal akibat tertimbun tembok yang roboh.
Menurut Sutopo, karena pusat gempa berada di 6 kilometer arah tenggara Tasikmalaya, daerah yang terkena guncangan paling keras dan merusak adalah Kabupaten Tasikmalaya, Pangandaran, dan Ciamis.
Beberapa rumah sakit juga mengalami kerusakan sehingga pasien harus dievakuasi, salah satunya RSUD Banyumas yang mengalami plafon ambrol, tembok retak, dan instalasi pipa gas oksigen bocor.
Sementara itu, sebagian besar masyarakat yang melakukan evakuasi saat ada peringatan dini tsunami kini sudah kembali ke rumah.
Sutopo mengatakan, tidak ada tsunami di sepanjang pesisir selatan Jawa, meski gempa susulan dengan magnitude kecil terjadi sepanjang malam. Masyarakat pun sudah beraktivitas dengan normal.
Namun, Sutopo tetap mengingatkan warga agar selalu siaga karena gempa bumi dapat terjadi setiap saat di daerah-daerah yang rawan.