XINHUA: Kantor Kepresidenan Myanmar dalam maklumatnya Rabu kemarin (21/3) menyatakan, Presiden Myanmar U Htin Kyaw telah meletakkan jabatan sebagai Presiden mulai dari hari itu dengan alasan perlu beristirahat. Pada hari yang sama, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (Majelis Rendah) Myanmar, U Win Myint juga meletakkan jabatan. Para analis berpendapat bahwa peletakan jabatan oleh Presiden dan Ketua Majelis Rendah hanya akan menimbulkan dampak kecil terhadap situasi politik Myanmar.
Walaupun berita tentang peletakan jabatan U Htin Kyaw sedikit mengejutkan, tapi masih dalam dugaan, karena sebelumnya sudah beredar desas-desus terkait. Ada orang yang berpendapat bahwa U Htin Kyaw meletakkan jabatan dikarenakan faktor kesehatan, akan tetapi juru bicara Kantor Kepresidenan Myanmar, U Zaw Htay mengatakan kepada wartawan bahwa meskipun U Htin Kyaw sebelumnya pernah menjalani operasi, tapi operasi berlangsung sukses, dan kini dirinya berada dalam kondisi sehat. U Htin Kyaw sebelumnya pernah menerima perawatan di Singapura, kemudian pada September tahun lalu dia menjalani operasi di Thailand.
Sejumlah anggota Parlemen Myanmar melakukan analisa tentang peletakan jabatan U Htin Kyaw dari sudut hukum dan menarik kesimpulan bahwa peletakan jabatannya kemungkinan berkaitan dengan pemilihan presiden. U Win Myint resmi menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat pada Februari 2016, dan pernah diperkirakan kalangan luar sebagai salah seorang kandidat presiden. Menurut UUD Myanmar, jabatan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat akan dilantik dalam waktu 7 hari kerja setelah jabatan kosong. Agenda hari Kamis (22/3) yang diumumkan DPR Myanmar sudah mencantumkan pencalonan dan pemilihan Ketua Parlemen yang baru.
Menurut UUD Myanmar, Presiden Myanmar dipilih oleh anggota Parlemen Federal. U Htin Kyaw dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang meletakkan jabatan sebelumnya justru dicalonkan oleh anggota Majelis Rendah (DPR), oleh karena itu, kandidat baru tetap akan dicalonkan oleh anggota DPR. Setelah itu, kandidat tersebut beserta dua kandidat lainnya yang masing-masing dicalonkan Majelis Nasional (Majelis Tinggi) dan anggota Parlemen dari pihak militer akan bersama-sama mengikuti pemilihan presiden. Pemenang suara terbanyak akan diumumkan sebagai Presiden, sedangkan dua kandidat lainnya akan ditetapkan sebagai Wakil Presiden Pertama dan Wakil Presiden Kedua.
Saat ini DPR adalah kelompok anggota Parlemen terbesar. Oleh karena mayoritas kursi Parlemen diduduki anggota NLD, maka kandidat yang dicalonkan NLD sudah pasti akan terpilih sebagai Presiden Myanmar, oleh karena itu peletakan jabatan U Htin Kyaw tidak akan menimbulkan pengaruh yang besar terhadap situasi politik di Myanmar saat ini.