Ketika Puisi Dinyanyikan dengan Alunan Musik Pop

2018-03-06 09:58:11  CRI

Ketika Puisi Dinyanyikan dengan Alunan Musik Pop

Dalam liburan panjang Tahun Baru Imlek yang baru lewat, sebuah acara televisi baru Tiongkok yang berjudul Jing Dian Yong Liu Chuan tiba-tiba menghebohkan masyarakat Tionghoa. Dalam acara ini berbagai puisi kuno yang ditulis oleh penyair Tiongkok dinyanyikan kembali dengan diiringi alunan musik pop. Para pemirsa berpendapat, menggubah syair puisi kuno menjadi lagu yang diiringi alunan musik mungkin adalah salah satu cara paling cocok untuk mempelajari dan menghafal karya klasik. Dalam acara Kenali Musik Tiongkok kali ini, mari kita bersama-sama meresapi esensi yang terkandung dalam karya klasik Tiongkok.

"Ming ri fu ming ri, ming ri he qi duo" puisi ini secara harfiah dapat diartikan sebagai "hari esok silih berganti, alangkah banyaknya hari esok." Hampir semua orang Tiongkok tahu puisi ini. Ini adalah puisi berjudul "Ming Ri Ge" yang ditulis penyair Dinasti Ming, Qian Fu. Qian Fu sudah menunjukkan bakat menulis sejak kecil, pada usia 7 tahun, dirinya sudah mahir menulis karangan. Ia pernah memperoleh juara pertama dalam ujian nasional Tiongkok di zaman kuno. Puisi yang tercipta dari penanya sangat terkenal pada waktu itu. Sama seperti Qian Fu, salah satu personel TFBOYS, Wang Junkai juga menjadi terkenal di usia muda berkat ketekunan dan kerja keras. Baik Wang Junkai maupun penyair Qian Fu, keduanya menemukan jawaban yang sama dalam puisi "Ming Ri Ge".

Wang Junkai mulai terkenal di usia 14 tahun. Dia berhasil masuk ke Universitas Perfilman Beijing dengan meraih skor tinggi dalam ujian nasional. Setelah menjadi mahasiswa, dia tetap giat belajar, dan mendapatkan pujian dari gurunya bahwa "kesuksesan yang diperolehnya bukan semata-mata karena keberuntungan". Dalam waktu hanya 3 bulan, Wang Junkai dua kali masuk ke Balai Agung Rakyat dengan menyandang gelar "idola berkualitas", dia telah menjadi representasi generasi muda masa kini yang berjuang demi kebangkitan bangsa Tionghoa.

Lagu Ming Ri Ge yang dinyanyikan oleh Wang Junkai memiliki alunan melodi yang santai, dan mudah dihafal. Penggemar mengatakan, melodinya mudah diingat dan langsung terngiang-ngiang di otak begitu kita mendengarnya. Ada penggemar yang mengaku bahkan dirinya langsung dapat menyanyikan lagu ini meskipun hanya mendengarnya satu kali. Lagu Hari Esok memberi pesan kepada kita untuk menggenggam kesempatan di hari ini, jangan menunda-nunda hingga hari esok. Mari kita bersama-sama nikmati lagu yang dinyanyikan wang junkai.

Ketika Puisi Dinyanyikan dengan Alunan Musik Pop

San Zi Jing atau kitab tiga aksara ditulis oleh penyair Dinasti Song Wang Yinglin, merupakan bahan pengajaran penuh inspirasi pada zaman Tiongkok kuno. Kitab san zi jing mengandung begitu banyak unsur pengetahuan, ada bagian yang menceritakan prinsip pendidikan, ada bagian yang memperkenalkan orang berbudi luhur, ada bagian yang mengisahkan pergantian dinasti Tiongkok, ada pula bagian yang menyemangati orang-orang agar rajin belajar. Dengan membaca kitab san zi jing, anda akan mendapatkan pemahaman tentang sastra tradisional Tiongkok, cerita sejarah, bahkan belajar tentang bagaimana menjadi pribadi yang baik dalam kehidupan.

Dalam acara jing dian yong liu chuan, penyanyi pop Tiongkok Wang Leehom menyanyikan kembali san zi jing sambil memainkan gitar. Melodi lagu tersebut sangat sederhana tapi penuh irama. Bagi Leehom, menciptakan dan mengintepretasikan lagu "san zi jing" merupakan sebuah eksperimen yang cukup berani. Menurut dia, san zi jing adalah kitab klasik pertama yang kita temui dalam kehidupan, dan mengandung nilai-nilai budaya yang paling esensial, termasuk "siapa kita, dan dari mana kita berasal". Sebagai masyarakat Tionghoa, rasa cinta terhadap kebudayaan bangsa sudah tertanam di dalam diri setiap orang sejak kecil. Dari lagu Long de chuan ren sampai san zi jing, kita bisa merasakan betapa besarnya tekad Leehom untuk mewarisi budaya Tiongkok.

Ketika Puisi Dinyanyikan dengan Alunan Musik Pop

Atlet perenang terkenal Tiongkok yang juga Juara pertama Olimpiade Sun Yang menyanyikan lagu Ting Ting Shan Shang Song. Lagu ini merupakan perpaduan lagu terkenal "Nan Er Dang Zi Qiang" dan puisi "Zeng Cong Di" yang diciptakan penyair Liu Zhen. Selain unsur hiphop, Sun Yang juga menambahkan elemen drum Fou, sejenis intrumen perkusi tradisional Tiongkok yang dimainkan dalam Olimpiade Beijing. Menurut Sun Yang, semangat atlet seperti tanaman runjung, berdiri kokoh tanpa kenal menyerah.

Sastrawan terkenal Tiongkok Ji Xianlin pernah mengatakan bahwa "Abad Ke-21 adalah abad budaya Tiongkok". Kini kepercayaan diri kultural sudah menjadi keyakinan nasional di Tiongkok. kita berharap lantunan lagu dapat menjadi sayap yang membawa esensi budaya Tionghoa terbang semakin tinggi dan jauh, hingga menyebar ke seluruh dunia.